Kehidupan Terancam Saat Kemarau Landa Kenya Timur-Laut

id kemarau, landa, kenya

Garissa, Kenya, (Antara Sumbar) - Krisis kemanusiaan membayangi Kabupaten Garissa di bagian timur-laut Kenya, yang berbatasan dengan Somalia, saat ribuan keluarga peternak dilanda kemarau yang meningkat dan telah membuat kering sumber air serta kemerosotan lahan rumput.

Keluarga yang terpengaruh telah memohon pemerintah serta masyarakat internasional agar dengan cepat campur-tangan saat kemarau mengancam kehidupan mereka dan kehidupan ternak mereka.

Sebagian besar tempat sumber air telah mengering sehingga memaksa warga sangat bergantung atas sumur yang layak yang tersisa. Namun air sumur itu telah berubah warna dan memiliki bau akibat pencemaran dari banyaknya hewan dan orang yang memanfaatkan sumur tersebut untuk bertahan hidup.

Sangat banyak warga yang dilanda kemarau parah dipaksa berjalan, kadang-kala sampai lebih 30 kilometer untuk mendapatkan air untuk minum dan penggunaan rumah tangga.

Ijara Sub-sub County, salah satu daerah yang paling parah dilanda kemarau, sekolah dan instalasi kesehatan berada di ambang penutupan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.

Administratur pemerintah di wilayah tersebut khawatir tetap membiarkan anak-anak di sekolah dan pasien di rumah sakit dapat membuat kesehatan mereka terancam.

Menurut warga yang diwawancarai oleh Xinhua, kemungkinan penyebaran penyakit yang menular lewat air seperti kolera tinggi akibat kurangnya air bersih.

Pemeriksaan di lapangan di beberapa daerah memperlihatkan anak-anak di daerah yang dilanda kemarau sudah mulai memperlihatkan tanda terserang penyakit yang menular lewat air seperti diare.

Ketika wartawan Xinhua mengunjungi satu-satunya bendungan di Korisa di Sub-County Ijara di Garissa, ada kesibukan. Warga setempat terlihat sibuk mengambil air yang jelas terlihat tercemar dan berbau tak sedap sementara di beberapa tempat mereka bersaing dengan hewan liar dan peliharaan mereka yang kelaparan.

"Hewan liar yang kehausan 'berperang' melawan manusia untuk memperoleh akses ke satu-satunya sumber air di daerah ini. Warga dipaksa bergantian siang dan malam untuk menjagai kerbau mereka agar tidak mendatangani bendungan itu, tapi sekarang kami menghentikan kegiatan sebab sangat beresiko untuk menjauhkan hewan liar yang kelaparan saat sebab hewan tersebut datang dalam jumlah banyak dan dengan paksa minum air," kata seorang warga, Haret Nasteh.

Ia mengatakan kebanyakan ternak pindah jauh ke dalam Hutan Boni, yang berada di antara Ijara dan Lamu sementara kemarau menambah buruk lahan hijau.

Menurut Lembaga Penanganan Kemarau Nasional di Garissa County (NDMA), kemarau beraada pada tahap yang mengerikan di kabupaten itu dan menyatakan Sub-County Ijara adalah daerah yang paling parah dilanda kemarau karena permukaan air telah kering. (Xinhua-OANA)