BMKG: Hujan-Angin Kencang Terjadi pada Masa Pancaroba

id BMKG, pancaroba, hujan-angin

Jakarta, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hujan lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim.

"Biasanya terjadi pada masa pancaroba baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," kata Humas BMKG Hary T Djatmiko di Jakarta, Minggu.

Hary Djatmiko menjelaskan, indikasi terjadinya hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat diketahui antara lain satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT lebih besar 4,5 derajat Celcius disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi lebih dari 60 persen.

Selain itu, mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).

Pepohonan disekitar tempat warga berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat. Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri.

"Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita," katanya.

Jika selama tiga hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

Angin kencang seperti yang terjadi dan merubuhkan jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Minggu pada Sabtu (24/9) mempunyai sifaf-sifat sangat lokal dengan luasannya berkisar 5-10 km serta waktu terjadinya singkat sekitar kurang dari 10 menit.

Angin kencang tersebut juga lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari, bergerak secara garis lurus dan tidak bisa diramalkan secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0.5 -1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda- tandanya dengan tingkat keakuratan kurang dari 50 persen.

"Tapi kemungkinannya kecik untuk terjadi kembali di tempat yang sama," tambah dia. (*)