Pakar Gizi: Minyak Sawit Bermanfaat Untuk Kesehatan

id kelapa sawit, manfaat, minyak, sawit

Pakar Gizi: Minyak Sawit Bermanfaat Untuk Kesehatan

Kelapa sawit. (ANTARA SUMBAR/Joko Nugroho)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Kalangan ahli gizi menyatakan penggunaan minyak sawit dalam batas tertentu sangat bermanfaat bagi tubuh, diantaranya membantu mencukupi kebutuhan vitamin A dan E bagi tubuh, juga memenuhi kebutuhan lemak.

"Minyak sawit kita butuhkan hanya saja jumlahnya tentu harus dibatasi. Jadi harus bijaksana dalam mengonsumsi," kata ahli gizi FKUI Inge Permadi,melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.

Menurut Inge Permadi, penggunaan minyak apa pun jenisnya tidak harus minyak sawit jika berlebihan tentu berbahaya bagi tubuh, akan meningkatkan kadar lemak dalam darah (HDL) sehingga bisa memicu meningkatnya kolesterol.

Batasan penggunaan minyak dalam sehari, tambahnya, maksimal tujuh persen dari total kebutuhan kalori atau sekitar 1,5 sendok makan.

Inge mengakui dalam beberapa hal minyak sawit jauh lebih baik dibanding jenis minyak lainnya, misalnya dalam hal kandungan vitamin E, minyak sawit mengandung 1.172 ppm, sedangkan minyak kedelai hanya 958 ppm, minyak jagung 782 ppm dan minyak zaitun 51 ppm.

Selain itu, minyak sawit juga menjadi jenis minyak paling tahan terhadap pemanasan sehingga dalam satu kali proses pemanasan hanya akan menimbulkan perubahan 14,2 persen, sementara minyak jagung lebih dari 20 persen.

Dia mengungkapkan, dalam sejumlah riset, minyak sawit terbukti memiliki manfaat mencegah penuaan dini dan mampu menghambat penyakit degeneratif. Juga terbukti konsumsi asam palmitat tidak mengakibatkan hiperkolesterolemia jika dikonsumsi bersama asam linoleat dengan kandungan kurang dari 4,5 persen dari total energi.

"Manfaat lain yang sudah diketahui masyarakat adalah diet minyak sawit dapat menurunkan serum TC, LDL-C dan TC/HDL-C," jelasnya di sela Kapita Selekta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bogor 2016 bertema "Current approach in the diagnosis and management of medical problema in daily practise".

"Kampanye Hitam"

Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Rusman Heriawan mengakui gencarnya "kampanye hitam" terkait kelapa sawit mengakibatkan produk ini terancam anjok penggunaanya.

Menurut Rusman, "kampanye hitam" ini tentu sangat merugikan Indonesia sebagai negara penghasil sawit yang cukup besar.

"Kajian terkait manfaat minyak selama ini lebih besar pada minyak sawit. Tetapi minyak jenis lainnya nyaris tidak ada. Karena itu anggapan bahwa minyak sawit berbahaya bagi kesehatan tentu tidak benar," katanya.

Rusman mengingatkan bahwa saat ini nilai ekonomi minyak sawit sangat besar bagi perekonomian nasional karena 41,55 persen produksi minyak sawit dihasilkan oleh petani kelapa sawit.

Selain itu, jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam industri sawit mencapai angka 4,2 juta jiwa, sedang tenaga kerja yang tidak terlibat langsung mencapai 12 juta, kemudian 11,7 persen ekspor nasional adalah minyak sawit.

"Fakta tersebut sekaligus menunjukkan bahwa saat ini sawit menjadi komoditas andalan pertama setelah batu bara, migas, kopi dan rempah anjlok," kata mantan Wakil Menteri Pertanian itu.

Menurut dia, selama ini banyak mitos yang dilekatkan pada minyak sawit yang memberikan gambaran buruk pengaruh minyak sawit bagi kesehatan, minyak sawit sering dipersepsikan lebih buruk daripada minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, minyak jagung atau minyak biji bunga matahari.

Padahal dari berbagai penelitian, mitos yang selama ini berkembang ternyata tidak sesuai dengan fakta, misalnya minyak sawit ternyata lebih stabil terhadap oksidasi dibanding minyak kedelai, minyak bunga matahari atau minyak canola.

Oleh karena itu melalui kegiatan yang diikuti 350 anggota IDI Kabupaten Bogor itu diharapkan dapat menyebarluaskan pemahaman yang benar mengenai minyak sawit dan produk turunanya kepada masyarakat melalui para dokter.

Rusman menyatakan, ke depan BPDPKS akan meneruskan komitmennya untuk menjalankan program sosialisasi dalam rangka edukasi yang benar dan objektif tentang Sawit Indonesia melalui berbagai macam bentuk kegiatan melalui berbagai organisasi profesi dan asosiasi. (*)