Pengamat: Agus-Sylviana Diuntungkan Dukungan PAN dan PKB

id Pangi Syarwi Chaniago

Pengamat: Agus-Sylviana Diuntungkan Dukungan PAN dan PKB

Pengamat politik dari lembaga penelitian Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni diuntungkan dengan dukungan Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa, kata pengamat politik dari lembaga kajian Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago.

"Pasangan Agus-Sylviana diusung PAN dan PKB, maka kemungkinan pasangan itu juga mendapat limpahan elektoral dari ormas terbesar di Indonesia yang lekat dengan PAN dan PKB, yakni Muhammadiyah dan NU," ujarnya di Jakarta, Senin.

Pangi mengatakan pasangan Agus-Sylviana juga memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan kandidat lain, di mana ayah Agus, yakni Susilo Bambang Yudhoyono diyakini bakal menjadi penasihat Agus dalam kontestasi pilkada.

Kehebatan SBY dalam strategi politik dipandang akan membantu Agus-Sylviana di pilkada.

Selain itu, Agus yang pernah berkarier di bidang militer akan memperoleh simpati dari kalangan TNI dan pensiunan. Agus kini juga dipandang menjadi idola baru para pemilih muda.

"Demokrat sudah mempertaruhkan karier militer Agus, sehingga Demokrat tidak akan main-main dan saya yakin seluruh kader Demokrat bekerja keras dan 'all out' bersatu memenangkan Agus-Sylviana," ujar Pangi.

Ia mengemukakan efek figur SBY yang masih disukai rakyat secara otomatis dapat mendongkrak elektibilitas Agus Yudhoyono.

Masyarakat yang merindukan kepemimpinan SBY, katanya, akan berupaya mengobati rasa kerinduan tersebut dengan mendukung Agus.

Ia mengemukakan sosok Sylviana yang berlatar belakang pegawai negeri sipil merupakan representasi dari kelompok perempuan.

Sylviana dapat menjadi pilihan alternatif bagi PNS yang tidak puas dengan kepemimpinan DKI Jakarta selama ini.

"Ini pertarungan besar, dibutuhkan modal politik, kelihaian, kemahiran, 'sense of politics'. Ini pada akhirnya juga ada hubungannya dengan skema dan peta politik Pemilu 2019 dan merupakan satu rangkaian yang tidak boleh terputus. Ini pilkada 'rasa' pilpres," kata dia. (*)