Padang, (Antara Sumbar) - Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) diguncang gempa sebanyak empat kali dengan kekuatan dan pusat gempa yang bervariasi pada Selasa siang hingga sore hari.
Informasi yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, gempa pertama terjadi pada pukul 12.38 WIB dengan kekuatan 4,0 skala Richter. Pusat gempa berada di koordinat 0,24 lintang selatan dan 100,41 bujur timur atau tujuh kilometer timur laut Kota Bukittinggi dengan kedalaman 10 kilometer.
Kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan 3,0 skala Richter pada 12.45 WIB. Pusat gempa berkoordinat 0,35 lintang selatan dan 100,29 bujur timur atau 11 kilometer barat daya Kota Bukittinggi.
Di lokasi berbeda, terjadi pula gempa berkekuatan 4,0 skala Richter pada 15.12 WIB dengan kedalaman 35 kilometer. Gempa tersebut berpusat di koordinat 1,33 lintang selatan dan 100,39 bujur timur atau 66 kilometer barat daya Kota Solok.
Terakhir, gempa keempat dengan kekuatan 3,1 skala Richter pada pukul 15.30 WIB. Pusat gempa terjadi di 0,88 lintang selatan dan 99,84 bujur timur atau 44 kilometer barat daya Pariaman dengan kedalaman 37 kilometer.
Terkait gempa yang terjadi dalam waktu berdekatan tersebut di Sumbar, pakar gempa dari Universitas Andalas (Unand) Badrul Mustafa di Padang, Selasa, menjelaskan untuk dua gempa pertama yang berpusat di Kota Bukittinggi merupakan bagian dari mekanisme pergerakan patahan Sumatera atau pada patahan semangka.
"Gempa tersebut merupakan gempa darat yang dangkal, namun tetap ada potensi gempa susulan," ujarnya.
Namun, berdasarkan analisisnya dan berpatokan pada gempa yang terjadi pada 2 Maret 2007, ia menilai kemungkinan terjadi gempa besar di kawasan Sianok sama halnya dengan Singkarak yakni tidak begitu besar atau kecil kemungkinan.
Hal itu disebabkan dua daerah tersebut sempat diguncang gempa kekuatan cukup besar pada 2007, namun warga Bukittinggi tetap diharapkan waspada atau berhati-hati.
Berbeda dengan gempa yang terjadi pada Selasa Siang di Bukittinggi, gempa yang berpusat di barat daya Kota Solok dan barat daya Kota Pariaman pada Selasa sore, katanya, memiliki mekanisme yang tidak sama.
"Kalau dua gempa terakhir bisa jadi merupakan tumbukan lempeng Indoaustralia dengan lempeng Eurasia. Beda dengan gempa Bukittinggi yang berada di patahan," katanya.
Secara umum, ia menyampaikan, terjadinya gempa di Sumbar pada Selasa merupakan suatu isyarat dan membuktikan bahwa daerah itu memang lebih aktif potensi gempa dibandingkan provinsi lain di Pulau Sumatera.
"Potensi Sumbar memang lebih besar, baik di laut maupun di darat, baik di segmen atas maupun segmen bawah," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat setempat serta pemerintah daerah untuk terus waspada dan meningkatkan kemampuan pengurangan risiko bencana.
"Sumbar dapat belajar dari Jepang karena negara tersebut berpotensi gempa cukup besar, namun dapat meminimalkan kerugian dan dampak bencana," katanya. (*)
Berita Terkait
BMKG: Gempa magnitudo 6,1 di Ransiki tidak berpotensi tsunami
Selasa, 9 April 2024 8:11 Wib
Percepatan penanganan bencana gempa bumi Bawean
Selasa, 26 Maret 2024 12:26 Wib
BMKG dorong pakar kebumian kaji potensi gempa bumi di Laut Jawa
Minggu, 24 Maret 2024 9:11 Wib
BMKG sebut 2023 tahun terpanas sejak pra industrialisasi 1850
Sabtu, 23 Maret 2024 17:04 Wib
BMKG: Gempa tektonik magnitudo 6,5 di Tuban terasa hingga ke Kalsel
Jumat, 22 Maret 2024 17:03 Wib
Penjualan hasil bumi Mentawai
Senin, 12 Februari 2024 13:12 Wib
Mewaspadai ancaman gempa Megathrust Mentawai
Selasa, 16 Januari 2024 9:46 Wib
Gempa M5,9 guncang Bayah Banten dan dirasakan hingga Sukabumi
Rabu, 3 Januari 2024 9:40 Wib