Padang, (Antara Sumbar ) - Sapi pesisir sebagai sapi asli (plasma nutfah) Sumatera Barat (Sumbar), cukup berkontribusi terhadap ketersediaan stok daging di daerah itu, meski memiliki postur tubuh yang kecil, sehingga populasinya tetap dipertahankan.
"Sapi asli Sumbar ini memiliki keunggulan tahan pada kondisi ekstrem dan tidak perlu perawatan khusus. Populasinya juga cukup besar, sekitar 400 ribu ekor sehingga berkontribusi positif pada ketersediaan daging di Sumbar," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Erinaldi di Padang, Selasa.
Sayangnya, menurutnya pengembangan sapi pesisir itu tidak terfokus dalam satu kandang yang terintegrasi, tetapi lepas begitu saja pada lahan masyarakat, sehingga kurang maksimal.
"Kalau ingin dikembangkan maksimal, harus ada kandang yang representatif dan dikelola dengan baik. Sekarang itu belum ada," jelasnya.
Sapi pesisir merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Sumbar, dan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2908/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011.
Sapi pesisir mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh sapi dari daerah lainnya dan merupakan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya sehingga dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Disebutkannya, ciri-ciri sapi ini, memiliki daya adaptasi yang sangat baik. Kelebihan ini membuatnya bertahan hidup cukup tinggi. Termasuk terhadap daya tahan terhadap penyakit. Sehingga, potensi pengembangbiakan lebih baik.
Selain itu, ciri fisiknya warna tubuh dominan merah bata dengan variasi warna dari kekuningan, kecokelatan, sampai kehitaman. Kepala, bulu mata berwarna pirang. Garis punggung cokelat kehitaman. kaki keputih-putihan.
Ekor, rambut ekor berwarna hitam. Bentuk tubuh kecil, mempunyai gumba dan gelambir kecil. Bentuk tanduk kecil, bentuk telinga kecil, mengarah ke samping.
"Produksi daging hidup untuk sapi jenis ini adalah 60 kilogram. Tidak cukup banyak, tetapi penting untuk stok daging di Sumbar," katanya.
Sebelumnya Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan, saat ini sebagian daerah fokus untuk mengembangkan sapi bali, padahal sapi pesisir juga memiliki potensi untuk dikembangkan.
"Praktisi peternakan tentu bisa mencarikan solusi agar sapi jenis ini bisa dikembangkan dengan lebih baik, terutama dalam produksi daging," ujarnya.
Salah seorang peternak sapi pesisir di Padang, Oyong (65) mengatakan, ia lebih memilih sapi itu karena cukup dilepaskan di lapangan rumput dan tidak butuh penanganan khusus.
"Nanti, saat Idul Adha dijual. Untungnya cukup lumayan," sebutnya.
Berita Terkait
Pemkab Agam prediksi pemotongan sapi 486 ekor jelang Idul Fitri
Senin, 8 April 2024 13:05 Wib
Kejati Sumbar ajukan banding terhadap putusan kasus sapi bunting
Rabu, 6 Maret 2024 15:01 Wib
2.742 ekor anak sapi di Agam lahir hasil IB 2023
Senin, 19 Februari 2024 16:21 Wib
Kemendag jangan terburu buru terbitkan ijin impor sapi bakalan, utamakan peternak lokal
Rabu, 14 Februari 2024 21:05 Wib
Delapan induk sapi di Agam lahirkan anak kembar selama 2023
Minggu, 17 Desember 2023 15:03 Wib
Potensi pengembangan peternakan sapi perah di Enrekang
Jumat, 15 Desember 2023 16:27 Wib
Pembibitan sapi unggul Solok Selatan mulai dioperasikan
Sabtu, 9 Desember 2023 13:29 Wib
Pessel tingkatkan kualitas dan populasi sapi melalui pola inseminasi buatan
Rabu, 8 November 2023 20:07 Wib