Bakorluh: Kabupaten/Kota Sumbar Perlu Tingkatkan Kelas Poktan

id bakorluh, sumbar, kelas, poktan

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Sumatera Barat (Sumbar), mendorong kabupaten/kota khususnya 50 kecamatan provinsi itu untuk berupaya meningkatkan kelas kelompok tani (poktan) dari tahun ke tahun.

"Jika faktor kebersamaan poktan di daerah ada, apalagi punya visi misi serta tujuan yang disepakati kelompok dalam mengembangkan ketahanan pangan daerah, tentu poktan tidak mengalami keterlambatan dalam pengembangan," kata Kepala Bakorluh Sumbar, Yeflin Luandri saat dihubungi dari Padang, Rabu.

Ia menyampaikan tiap tahun akan terjadi peningkatan kelas kelompok dari kelas pemula, kelas lanjutan, madya dan utama sesuai dengan pembobotan kriteria kelompok kelas.

Hal itu terkait pula dengan pendampingan dari penyuluh di daerah yang teragendakan secara rutin dan disepakati kelompok untuk menumbuhkan dan meningkatkan kelas kelompok tani.

Selain itu, peningkatan kelas juga terkait ketersediaan sarana pendukung untuk pertemuan rutin sebagai fasilitasi perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi penguaatan kelas kelompok tani.

Namun, ia pun mengakui tumbuh berkembangnya kelompok tani tidak hanya dipengaruhi faktor internal, melainkan juga faktor eksternal antara lain daya beli konsumen, penyerapan pasar dari luar daerah dan persaingan.

Secara umum, ia menjelaskan untuk di Sumbar, Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu daerah dengan kelompok tani yang sudah kelas madya sehingga dapat membentuk kelembagaan ekonomi petani seperti simpan pinjam untuk 13 kelompok tani yang dilakukan Gapoktan Albasiko di Kinali. Kelompok tani tersebut telah maju dan berkembang sehingga banyak perbankan yang tertarik untuk mendukung penguatan modal usahanya.

Hal yang sama dilakukan kelompok Ingin Maju di Mungo Kabupaten Limapuluh Kota yang bahkan sudah kelas utama dan berkembang menjadi koperasi.

Selain itu, juga Poktan Permata Ibu di Padang Panjang Timur sudah kelas madya berkembang menjadi P4S (Pusat Pembelajaran Petani Perdesaan Swadaya) dalam usaha susu sapi.

"Jadi tidak semua poktan di daerah masih minim, namun banyak pula yang telah mengalami peningkatan-peningkatan yang cukup signifikan," ujarnya.

Terkait daerah dengan akses lokasi masih minim serta pendukung penyuluhan masih kurang, ia menyebutkan terdapat beberapa seperti Kabupaten Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Pasaman sehingga poktan di daerah tersebut masih perlu meningkatkan fasilitas kegiatan dalam rencana strategi yang matang.

Sementara Anggota Komisi V DPRD Sumbar, Hidayat mengatakan permasalahan terkait kelompok tani terkait pula dengan ketahanan pangan di provinsi itu. Di tambah lagi hal itu terkait bahan pangan yang menjadi masalah penting, bukan saja untuk masa mendatang tetapi juga saat ini dalam persoalan sosial ekonomi kemasyarakatan.

"Perkembangannya harus selalu diperhatikan agar tidak ada lagi kekhawatiran terhadap ancaman krisis pangan pada masa mendatang," ujarnya. (*)