Jakarta, (Antara Sumbar) - Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata mengupayakan fokus ke lima wilayah untuk dijadikan sebagai destinasi wisata halal di tanah air yakni Lombok, Sumatera Barat, Aceh, Jakarta dan Jawa Barat.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata Riyanto Sofyan di Jakarta, Jumat mengatakan, ke depan wisata halal sangat potensial dikembangkan karena pasarnya sangat potensial.
"Kita sebenarnya memiliki 10 destinasi wisata halal di tanah air namun untuk saat ini pemerintah akan fokus di lima wilayah," katanya.
Sebelumnya Riyanto sempat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi "Halal in Travel" di ajang International Tourism Bourse (ITB) Asia 2016 yang digelar selama 19-21 Oktober di Singapura.
Dia mengatakan, 10 destinasi wisata halal yang ada di tanah air tersebut Lombok, Sumatera Barat, Aceh, Jakarta dan Jawa Barat kemudian Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Batam .
Menurut dia, pasar wisata halal terutama untuk menggaet pengunjung dari kawasan Timur Tengah, seperti Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, kemudian kawasan Eropa seperti Rusia, Jerman, Perancis dan Inggris yang memiliki penduduk muslim, selain itu juga Asia termasuk China.
Dia mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir, tepatnya sejak 2014 pertumbuhan wisatawan muslim ke Indonesia mengalami peningkatan hingga mencapai 15 persen dari sebelumnya hanya 8-10 persen.
Sementara itu berdasarkan data yang dikeluarkan Crescent Rating, sebuah lembaga pemeringkat perjalanan muslim dunia, disebutkan wisatawan muslim secara global pada 2015 mencapai 117 juta orang naik dari 2010 yang hanya 98 juta orang dan diperkirakan pada 2025 mencapai 168 juta orang.
Sedangkan tingkat belanja wisatawan muslim pada 2015 mencapai 220 miliar dolar AS.
Riyanto mengatakan, optimistis Indonesia mampu meningkatkan kunjungan wisatawan muslim dengan pengembangan destinasi wisata halal di tanah air, terutama setelah dibentuknya Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal.
Namun demikian pihaknya mengakui salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan destinasi wisata halal di tanah Air yakni anggapan bahwa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim sehingga dengan sendirinya merasa semuanya sudah halal.
Dengan anggapan itu, lanjutnya, maka tidak perlu dikembangkan lagi atau ditingkatkan kualitasnya guna menjadi distinasi wisata halal.
"Padahal untuk disebut sebagai destinasi wisata halal ada beberapa faktor yang harus diperhatikan terutama oleh para pelaku pariwisata," katanya.
Selain itu, menurut dia, saat ini branding halal belum banyak dikembangkan untuk menggaet pasar wisatawan halal, karena masih berkisar pada branding wisata secara umum.
Oleh karena itu, Riyanto menyatakan, ITB Asia yang diselenggarakan setiap tahun sebagai salah satu bursa wisata terbesar di Asia merupakan ajang yang tepat untuk memasarkan destinasi wisata halal tanah air ke pasar internasional. (*)
Berita Terkait
Hadiri Halal Bihalal dan Serahkan Bansos, Hendri Septa : Koto Tangah Punya Banyak Potensi Untuk Dikembangkan
Kamis, 18 April 2024 17:57 Wib
Halal Bihalal Bersama Anak Panti Asuhan, Ketua LK2S Ny. Genny Apresiasi DWP Dinsos Padang
Rabu, 17 April 2024 18:05 Wib
Gubernur: kontribusi UNAND terhadap Sumbar sangat besar
Selasa, 16 April 2024 13:19 Wib
Kemenag Solok lakukan pengawasan JPH serentak untuk wajib halal 2024
Minggu, 7 April 2024 14:05 Wib
Kemenag: Animo masyarakat urus sertifikat halal tinggi
Jumat, 5 April 2024 14:34 Wib
Kemenag dorong pelaku usaha segera urus sertifikasi produk halal
Kamis, 4 April 2024 17:08 Wib
Kemenag Agam ajak pelaku UKM urus sertifikat halal
Rabu, 3 April 2024 15:26 Wib
Kemenkop UMKM dampingi pelaku usaha Sumbar urus sertifikasi halal
Jumat, 29 Maret 2024 4:12 Wib