Payakumbuh Bangun Rumah Produksi-Galeri Tenun

id tenun

Payakumbuh Bangun Rumah Produksi-Galeri Tenun

(FOTO ANTARA SUMBAR/Iggoy el Fitra)

Payakumbuh, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar), membangun rumah produksi dan galeri tenun, dimana hal itu sebagai bentuk komitmen membina industri kerajinanan fashion di daerah itu.

Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi di Payakumbuh, Rabu, mengatakan dengan keberadaan rumah produksi dan galeri tenun tersebut pihaknya menginginkan produk unggulah daerah itu makin terkenal ke seluruh pelosok Tanah Air.

"Di galeri ini para pelaku bordir dan tenun akan memproduksi hasil kerajinan mereka, dan konsumen dapat melihat serta lansung berbelanja," kata dia.

Ia mengatakan, rumah produksi dan galeri tenun akan dibangun di Kelurahan Balai Panjang, Kecamatan Payakumbuh Selatan, dimana sebelumnya lokasi tersebut merupakan sentral tenun dan bordiran.

Sementara anggaran untuk pembangunan tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perindustrian RI tahun 2016 senilai Rp.830 juta.

"Saat ini pengerjaannya sudah mencapai 45 persen. Direncanakan Desember 2016 rumah produksi dan galeri tenun dapat digunakan," kata dia.

Sementara itu, Ketua Kelompok Pengrajin Tenun Balai Panjang Efendi menyambut baik pembangunan rumah produksi dan galeri tenun. Ia menilai, pembangunan tersebut salah satu langkah maju bagi pengrajin tenun kota itu.

Menurutnya, promosi itu dilakukan melalui Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) sangat berarti bagi kelahiran tenun Balai Panjang.

"Apalagi, promosi dilakukan lewat ajang nasional seperti Jakarta Fashion Week dan pemilihan Puteri Indonesia," kata dia.

Ia mengatakan, nama Tenun Balai Panjang telah menjadi identitas tersendiri bagi Kota Payakumbuh, sebab sebelumnya hasil tenunannya dipasarkan sebagai tenunan Pandai Sikek Padang Panjang.

Efendi menyebutkan, setelah diberi identitas, dipromosikan, diberi rumah produksi dan galeri, maka para pengrajin masih menaruh harapan yang kepada pemerintah, salah satunya modal usaha.

Saat ini, kata dia, para pengrajin masih dilema antara modal usaha yang kecil dengan kebutuhan promosi. Para pengrajin kesulitan membuat tenunan yang banyak karena biaya operasional yang besar, sehingga pilihan motif dan warna untuk dipromosikan menjadi terbatas.

Selain itu, para pengrajin berharap dapat mempromosikan tenun dengan memakai produk tersebut saat bekerja bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah itu.

"Kami berharap Pemkot memberikan bantuan modal sekaligus menjadi pembeli produk kami untuk seragam di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)," kata dia. (*)