32 Koperasi di Pasaman Barat Tidak Aktif

id Koperasi

32 Koperasi di Pasaman Barat Tidak Aktif

Koperasi. (Antara)

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Sebanyak 32 koperasi di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, tidak aktif karena dililit permasalahan internal, pengorganisasian, dan permodalan.

"Tentu ini sangat kita sayangkan dan perlu penanganan serius," kata Sekretaris Daerah Pasaman Barat, Manus Handri pada Hari Ulang Tahun Koperasi ke-69 di Gedung Pertemuan Pasaman Barat, Rabu.

Menurutnya, saat ini koperasi yang aktif hanya 299 koperasi. Sementara yang tidak aktif dan perlu direhabilitasi sebanyak 32 koperasi.

"Dinas terkait perlu mencarikan solusi agar koperasi yang tidak aktif dapat kembali aktif," katanya

Ia mengharapkan ada pembaharuan data koperasi yang diawali dengan pengelolaan dan pemutakhiran data.

Berdasarkan data yang terhimpun, koperasi di Indonesia sampai akhir tahun 2015 berjumlah 212.135 buah.

Namun, berdasarkan pendataan, koperasi yang aktif hanya 150. 223 unit. Jumlah tersebut didapat melalui pemutakhiran data koperasi dengan sistem daring.

Jumlah koperasi di Pasaman Barat pada posisi September 2016 sebanyak 331 koperasi dengan koperasi aktif 299 buah.

"Pada usia koperasi yang ke-69 tahun ini, banyak koperasi yang telah maju dan memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat. Namun, banyak juga koperasi yang belum bisa mensejahterakan anggota, apalagi masyarakat," ujarnya.

Ia menegaskan tantangan yang akan dihadapi ke depan sesuai dengan UU 1945 pasal 33, yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.

"Upaya sistematis untuk merubah paradigma dari pendekatan kuantitas menjadi kualitas. Langkah yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas koperasi yakni membangunnya kdenga teknologi informasi IT," katanya.

Sedangkan pengembangan ke depan, kata Manus Handri perlu dikaji regulasi yang menghambat perkembangan, memperkuat akses pembiayaan dengan menyiapkan koperasi untuk menjadi penyalur KUR.

"Selanjutnya dikembangkan koperasi sektor riil, khususnya yang berorientasi ekspor, padat karya, dan memanfaatkan perekonomian digital," harapnya. (*)