Enam Tanah Longsor Terjadi di Malalak-Balingka

id longsor

Enam Tanah Longsor Terjadi di Malalak-Balingka

Ilustrasi - (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Hujan yang mengguyur Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyebabkan tanah longsor pada enam titik di wilayah Kecamatan Malalak dan Ampek Koto pada Senin hingga pukul 17.30 WIB.

Satu titik longsor terdapat di Nagari Balingka, Kecamatan Ampek Koto dan lima titik longsor lain terdapat di wilayah Kecamatan Malalak.

Camat Ampek Koto, Rahmi dikonfirmasi dari Bukittinggi, Senin, mengatakan longsor di Nagari Balingka tepatnya di wilayah Mungin terjadi pada pukul 15.45 WIB dan menimbun jalan hingga panjang sekitar 16 meter dengan ketinggian empat sampai lima meter.

"Ini titik longsor baru di Jalur Sicincin-Malalak-Balingka (Simaka) yang masuk wilayah Kecamatan Ampek Koto," katanya.

Ia menerangkan saat ini belum dapat dilakukan proses pembersihan material longsor untuk jalan tersebut karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan keterbatasan alat berat.

"Ada beberapa titik longsor lain di Jalur Simaka ini. Jalur ini juga sudah ditetapkan untuk ditutup sementara karena kondisi yang masih rawan akibat hujan yang turun setiap hari," jelasnya.

Sementara di wilayah Kecamatan Malalak, menurut keterangan camat setempat Harmezi, satu di antara lima longsor yang terjadi dinilai cukup besar.

"Longsor di Ambacang, Jorong Limo Badak, Nagari Malalak Timur menutupi jalan hingga sepanjang 25 meter dan ketinggian hingga dua meter," katanya.

Sementara empat titik longsor lainnya berada di antara Ambacang dan Sarasah yang juga mengalami longsor pada Sabtu(3/12) malam lalu.

"Jalur Simaka ini telah ditetapkan untuk ditutup sementara hingga dua hari ke depan. Saat ini proses pembersihan material longsor belum dapat dilakukan hingga tuntas karena hujan yang sampai sore ini masih turun disertai angin kencang," jelasnya.

Pihaknya mengimbau para pengendara agar sementara waktu menghindari melewati Jalur Simaka karena kondisi wilayah yang masih labil seiring dengan hujan yang masih turun.

"Jalur Simaka memang ada yang masih dapat dilalui kendaraan meski ditetapkan untuk ditutup. Kami sayangkan masih ada pengendara yang memaksakan diri untuk melewati jalur ini. Padahal tindakan tersebut jelas berbahaya," ujarnya.

Ia menyatakan, hingga Senin sore belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa dari peristiwa itu karena lokasi yang memang terletak jauh dari permukiman penduduk.

Sementara Bupati setempat, Indra Catri mengimbau seluruh camat untuk berada di wilayah yang dipimpim selama 24 jam saat curah hujan tinggi.

Hal tersebut dilakukan mengingat seluruh kecamatan di daerah iti rawan bencana seperti banjir dan longsor.

"Bila ada laporan bencana, kami minta agar camat segera turun dan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," tegasnya. (*)