BMKG: Pemanfaatan Informasi Iklim Perlu Ditingkatkan

id bmkg

BMKG: Pemanfaatan Informasi Iklim Perlu Ditingkatkan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Iklim Sicincin, Sumatera Barat (Sumbar), menyarankan pemanfaatan informasi tentang iklim dan cuaca dalam rangka mendukung sektor pertanian perlu ditingkatkan guna meningkatkan produksi pangan.

"Kami secara rutin setiap bulan menerbitkan buletin tentang iklim dan cuaca, informasi ini penting bagi petani dan penyuluh karena iklim merupakan unsur utama dalam proses metabolisme dan fisiologi tumbuhan," kata Kepala Stasiun Iklim BMKG Sicincin, Heron Tarigan di Padang, Senin.

Ia menyampaikan hal itu pada kegiatan Sosialisasi Analisis dan Perkiraan Hujan Bulanan Sumbar 2016 dihadiri pemangku kepentingan terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan lainnya.

Menurutnya pada daerah-daerah yang merupakan sentra produksi pangan di Sumbar sudah menyadari pentingnya informasi iklim bahkan hingga tingkat kecamatan sudah beredar buletin BMKG.

Namun masih ada beberapa daerah yang belum memanfaatkannya karena keterbatasan jangkauan BMKG untuk melakukan sosialisasi, katanya.

Ia mengatakan informasi yang diberikan BMKG tentang iklim penting bagi petani misalnya perkiraan terjadinya kekeringan sehingga dilakukan antisipasi musim tanam, atau curah hujan yang terlalu tinggi yang juga merugikan pertanian.

Selain itu pemanfaatan informasi iklim dapat digunakan untuk mitigasi bencana terutama banjir dan longsor serta perencanaan pembangunan seperti pengerjaan proyek yang mempertimbangkan iklim.

Informasi Iklim juga dapat digunakan untuk memperkirakan debit air danau untuk pembangkit listrik sehingga daya kerja turbin dapat dimaksimalkan, kata dia.

Kemudian bagi jajaran kesehatan informasi iklim akan bermanfaatan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit seperti demam berdarah dan lainnya, lanjut dia.

Sementara untuk 2017 BMKG memperkirakan pada awal tahun intensitas hujan di Sumbar akan turun, namun pada Maret akan kembali naik.

"Puncak hujan di Sumbar itu dua periode yaitu pada November dan Mei," kata dia.

Sebelumnya akademisi Universitas Andalas (Unand) Padang Hermansah menilai selain edukasi, BMKG juga perlu mengupayakan penelitian intensif tentang perubahan iklim khususnya di Indonesia.

"Sebab saat ini di tatanan pemerintah penelitian ke arah tersebut belum jadi skala prioritas," katanya. (*)