Pasaman akan Pangkas Tebing Ancam Sekolah

id longsor

Pasaman akan Pangkas Tebing Ancam Sekolah

Ilustrasi - (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Lubuk Sikaping, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, akan mengeruk dan memangka tebing di dekat Sekolah Dasar Negeri 10 Batu Badindiang Bonjol yang terancam dilanda tanah longsor.

Wakil Bupati Pasaman, Atos Pratama di Lubuk Sikaping, Rabu, mengatakan perbukitan di sekitar sekolah itu akan dilakukan pengerukan karena kondisi tanah yang sudah mengancam bangunan sekolah.

"Kondisinya memang rawan terjadinya tanah longsor dan diperparah lagi dengan retaknya tanah di perbukitan tersebut karena adanya pembangunan jalan usaha tani," ujarnya.

Menurutnya, setiap pembangunan jalan baru yang ada di daerah itu harus memperhatikan aspek keselamatan lingkungan, infrastruktur lain dan warga sendiri.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman M. Sayuti Pohan mengatakan menurut Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk melakukan pengerukan tebing ini dibutuhkan anggaran sebesar Rp400 juta.

"Setelah dilakukan pengerukan, lalu akan dibuat trap untuk menyelamatkan sekolah dari tanah longsor," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Ashari mengatakan pelaksanaan ujian akhir semester dan Proses Belajar mengajar (PBM) dipindahkan ke salah satu masjid yang ada di Jorong Batu Badindiang, Kecamatan Bonjol.

"Proses belajar anak-anak tidak boleh terhenti sampai proses pengerukan tebing itu selesai dilaksanakan. Apalagi tadi anak-anak mengikuti ujian," ujarnya.

Sebelumnya, pada Senin (5/12) sebanyak 120 orang pelajar SDN 10 Batu Badindiang Bonjol terpaksa diliburkan karena terancam dilanda tanah longsor sehingga tidak bisa melaksanakan ujian akhir semester.

Kepala SDN 10 Batu Badindiang Bonjol Amiruddin mengatakan bangunan sekolah tersebut memang hanya berjarak empat meter dari perbukitan yang rawan terjadinya tanah longsor.

"Kita terpaksa meliburkan anak-anak karena saat ujian hari pertama tadi berlangsung tanah yang ada di perbukitan sekitar sekolah runtuh. Anak-anak jadi ketakutan," ujarnya. (*)