Asita: Konsep Pengembangan Desa Wisata harus Jelas

id asita

Asita: Konsep Pengembangan Desa Wisata harus Jelas

Logo ASITA. (int)

Padang, (Antara Sumbar) - Ketua DPD Association of The Indonesian Tours and Travel (Asita) Sumatera Barat, Ian Hanafiah mengatakan dalam mengembangkan desa wisata pemerintah kabupaten/kota di provinsi itu harus memiliki konsep yang jelas.

"Konsep yang jelas agar bisa bermanfaat untuk masyarakat dan bisa diterima oleh wisatawan," katanya di Padang, Selasa.

Ia menambahkan ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintah agar keberadaan desa wisata bisa diterima oleh masyarakat dan bisa menarik datangnya wisatawan ke daerah tersebut.

Menurutnya pemerintah haruslah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kesadaran wisata serta menjelaskan potensi-potensi yang bisa dikembangkan di daerahnya.

Selanjutnya, ia menambahkan asyarakat juga perlu diberikan edukasi tentang pengelolaan wisata berbasis masyarakat serta standar-standar pengelolaan potensi wisata yang ada.

"Sebagai contoh untuk pengelolaan homestay, masyarakat sebenarnya tidak harus membangun rumah baru, cukup memberdayakan kamar kosong di rumahnya yang sudah tidak digunakan, akan tetapi harus sesuai dengan standar penginapan dengan memperhatikan kebersihan," katanya.

Selain itu, imbuhnya masyarakat juga bisa diberi pemahaman tentang pengembangan ekonomi kreatif sesuai dengan daerahnya, seperti dengan mengembangkan kerajinan maupun makanan yang akan menjadi ciri khas dari daerah tersebut.

Hal lain yang juga harus menjadi perhatian pemerintah adalah sarana dan prasarana pendukung yang ada di daerah wisata, seperti jalan dan transportasi menuju dan di lokasi wisata.

"Apabila jalan tersebut bisa dilalui bus, bagaimana jalannya, apakah sudah layak atau belum, jika bus tidak bisa apakah ada sarana lain seperti ojek atau becak motor, " katanya.

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Dody Herlando, mengatakan kunjungan wisatawan asing ke provinsi itu pada Oktober 2016 mencapai 4.980 orang atau naik 45,59 persen dibandingkan September yang hanya 3.329 orang.

"Kunjungan wisatawan pada Oktober memberikan kontribusi sebesar 0,51 persen terhadap total wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 980.772 orang," katanya. (*)