Tantangan-Ujian Perempuan Indonesia di Mancanegara Didiskusikan

id Diskusi perempuan

Tantangan-Ujian Perempuan Indonesia di Mancanegara Didiskusikan

Ilustrasi, diskusi perempuan muslim. (Antara)

London, (Antara Sumbar) - Komunitas Muslimat Indonesia Antar-Negara untuk Ummat (Mutiara Ummat) mengawali Tahun Baru 2017 mendiskusikan mengenai tantangan dan ujian untuk membantu perempuan muslim dalam menjalani kehidupan di mancanegara yang tak selalu mudah.

Kegiatan diskusi itu diikuti kaum muslimah Indonesia yang berada di berbagai negara yang menyempatkan datang ke Inggris, kata pengurus Mutiara Ummat, Nurisma Fira, kepada Antara London, Rabu.

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi itu adalah Widya Hanum Sari Pertiwi, mahasiswa program PhD International Graduate Centre of Education (IGCE), Charles Darwin University dengan moderator Finna Dwi Cahya Fitriana yang bermukim di Al Khawr, Qatar.

Hanum, demikian narasumber menyebut dirinya, menyatakan bahwa setiap manusia menghadapi ujian dalam hidup. Bagi kaum hawa ujian bisa datang dari dirinya, anak, suami, keluarga besar, teman/ tetangga dan bahkan mungkin dari kolega kerjanya. Tak jarang juga ujian datang dari jenjang studi yang sedang ditempuhnya.

Dalam Islam, manusia diberi ujian untuk dilihat yang terbaik amalnya. Hanum memberikan contoh bahwa para Nabi dan Rasul pada masa lalu pun menghadapi beragam ujian. Ibu dari tiga anak ini merujuk pada QS Al Insan ayat 2. Dari ayat tersebut maka sebenarnya manusia diberikan pilihan, apakah memilih jalan kebaikan atau keburukan ketika dihadapkan pada ujian hidup. Ujian juga berfungsi sebagai proses seleksi untuk diketahui siapa yang lebih baik amalnya berdasar QS Al Mulk ayat 2.

Pada dasarnya hidup adalah sebuah petualangan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan. Bagi muslim, ujian diberikan agar manusia dengan akalnya berpikir menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut sesuai dalam koridor Islam. Menurut Hanum, amal yang baik menurut ulama memiliki dua syarat yakni dikerjakan ikhlas semata untuk Allah dan benar sesuai aturan Islam.

Pengasuh Majelis Taklim Sharing dan Diskusi Soal Agama komunitas Indonesian Islamic Friendship Association (Shasisoma IIFA) di Darwin Australia ini memberikan sejumlah kiat agar muslim mampu sukses menjalani ujian hidup. "Tidak perlu khawatir berlebihan terhadap hasil, namun fokus pada proses," ungkap pengajar di Universitas Kanjuruhan Malang, Jawa Timur ini.

Selebihnya adalah berpikir sebelum bertindak, menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong, serta memiliki keyakinan bahwa setiap persoalan memiliki solusi. Indikator kesuksesan dalam menjalani ujian hidup adalah dengan terwujudnya peningkatan keimanan dan bertambah pengetahuan tentang cara Islam mengatasi berbagai problem kehidupan.

Pada sesi dialog, seorang ibu dari Thailand mengajukan pertanyaan sikap yang sebaiknya diambil istri terkait ketimpangan pemahaman Islam mengenai pasangan suami-istri yang sering menjadi problem dalam rumah tangga. Kisah pribadinya yang merasa hampa sejak harus menempuh pendidikan dan bekerja paruh waktu di Korea Selatan diceritakankan seorang peserta, "Saya sudah banyak berorganisasi, sering bepergian bersama teman-teman, menikmati beragam hiburan seperti menonton film, dan sering asyik dengan dunia medsos, tapi saya merasa hampa. Apakah saya sedang diuji Allah?"

Pertanyaan cara memosisikan takwa dalam kehidupan dilontarkan partisipan pelajar program pendidikan S2 di Taiwan. Fakta terjadinya perzinahan, gosip, dan adu domba di tempat kerja diajukan oleh seorang ibu yang berdomisili di Korea Selatan. Dari Swedia seorang ibu mengonsultasikan keluarganya yang kawin campur di mana ia merasa kesulitan memahamkan Islam kepada suami dan mengajarkan Islam kepada anak-anaknya.

"Apakah bencana banjir yang terjadi di Bima adalah bentuk kasih sayang atau peringatan dari Allah akibat banyaknya kerusakan akibat ulah manusia?" ditanyakan peserta dari Sheffield, Inggris Britania Raya.

Pertanyaan terakhir terkait sikap menghadapi kekerasan di dalam rumah tangga, diajukan seorang buruh migran yang sedang berdomisili di Taiwan.

Hanum dan Finna menjawab seluruh pertanyaan dari peserta. Forum berlangsung santai namun khidmat sepanjang dua jam. Pada akhir acara Hanum menyampaikan tips sukses menjalani ujian hidup, "Ikhlas, menyelesaikan semua persoalan sesuai peraturan Islam, tetap mencari ilmu dan mengamalkan ilmu." (*)