Diskoperindag Sawahlunto Kembangkan Produk Kemasan Ramah Lingkungan

id KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DI SAWAHLUNTO

Diskoperindag Sawahlunto Kembangkan Produk Kemasan Ramah Lingkungan

Beberapa contoh jenis kerajinan kemasan ramah lingkungan berbahan anyaman bambu yang siap dikembangkan oleh pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Pengembangan produksi kemasan tersebut melibatkan sebanyak 30 perajin anyaman yang terbagi dalam tiga kelompok pada 2017. (ANTARA SUMBAR/Rully Firmansyah)

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) mengembangkan produk kemasan ramah lingkungan pada 2017.

"Proses produksinya melibatkan kelompok masyarakat perajin binaan dengan memanfaatkan bahan baku dari bambu yang dianyam dan dibentuk berupa kotak dan tabung oleh perajin yang terbagi dalam tiga kelompok binaan," kata Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan institusi tersebut Gustaf di Sawahlunto, Kamis.

Program tersebut, jelasnya merupakan tindak lanjut program Inovatif Kreatif Kolaborasi Nusantara (IKKON) Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) 2016, yang telah melatih sebanyak dua kelompok terdiri dari 10 perajin anyaman bambu.

Dalam pelatihan tersebut, lanjutnya mereka mencoba menyiptakan produk turunan baru bagi para perajin di kota itu untuk dikembangkan dalam mendukung peningkatan kualitas produk-produk kerajinan yang sudah ada, seperti kain songket Silungkang dan payung kertas Talawi.

"Tahun ini populasi perajin kemasan anyaman bambu akan ditingkatkan menjadi 30 orang dengan kapasitas produksi mencapai 20 buah per satu orang perajin," katanya.

Terkait materi yang akan diberikan melalui pelatihan yang diselenggarakan pihaknya, ia menambahkan peningkatan mutu produksi menjadi sasaran utama dengan mempertimbangkan harga jual lebih murah jika dibandingkan biaya produksi kemasan kotak berbahan kertas atau plastik.

"Dengan demikian para konsumen yang merupakan pemilik toko songket dan lain sebagainya di kota ini tidak dirugikan ketika pemerintah daerah menerbitkan regulasi yang mewajibkan penggunaan produk kemasan para perajin sebagai upaya menjamin serapan produksi masyarakat tersebut," imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang perajin anyaman bambu di kota itu, Yati(31), mengatakan ia bersama perajin lainnya menyambut baik upaya pemerintah tersebut.

"Selama ini masih ada keraguan untuk memproduksi kemasan anyaman bambu karena ketidakjelasan pangsa pasar yang tersedia," ungkapnya.

Padahal, lanjutnya persediaan bahan baku cukup melimpah di daerah itu dan diyakini mampu menumbuhkan minat masyarakat petani untuk menanam bambu dengan memanfaatkan lahan kritis yang tersedia cukup luas.

Ketua Komisi II DPRD Kota Sawahlunto Bakri SP ME mengapresiasi upaya yang dilakukan pihak pemerintah daerah dan akan mendukung sepenuhnya jika program tersebut membutuhkan regulasi berupa produk legislasi daerah.

"Kami akan mendorong seluruh program yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat," tegasnya. (*)