Satpol-PP Pariaman Jaring Puluhan Pelajar Membolos Belajar

id pelajar membolos

Satpol-PP Pariaman Jaring Puluhan Pelajar Membolos Belajar

Ilustrasi - Satpol PP memberikan arahan kepada para pelajar yang bolos sekolah. (Antara)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Pariaman, Sumatera Barat, menjaring puluhan pelajar dari berbagai sekolah karena membolos saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.

"Puluhan pelajar tersebut diamankan di dua titik berbeda karena membolos saat proses belajar mengajar berlangsung," kata Kepala Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran setempat Handrizal Fitri di Pariaman, Senin.

Ia mengatakan puluhan pelajar tersebut terdiri dari tiga sekolah berbeda yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 4) sebanyak 14 pelajar, Sekolah Menengah Atas (SMA) Manunggal Bakti tiga pelajar, dan Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs YDSI) sebanyak empat pelajar.

Untuk proses selanjutnya para pelajar tersebut diserahkan kepada pihak sekolah agar diberikan pengarahan dan sanksi administrasi.

"Tugas Satpol-PP hanya mengamankan dan melakukan pembinaan kepada pelajar secara persuasif, untuk sanksi administrasi sepenuhnya diserahkan pada pihak sekolah," katanya.

Selain menjaring puluhan pelajar Satpol-PP setempat juga mengamankan tujuh unit telepon genggam milik pelajar.

Ia menyebutkan penertiban puluhan pelajar tersebut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 10 tahun 2013 tentang penyakit masyarakat.

Sementara itu Kepala Sekolah SMKN 4 Taharudin mengatakan akan memproses berdasarkan aturan sekolah terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh para pelajar tersebut.

Ia mengatakan pihak sekolah telah beberapa kali melakukan pemanggilan kepada orang tua murid untuk memberikan pembinaan dan pemahaman.

"Selain memanggil wali murid, sekolah juga mengadakan bimbingan konseling kepada pelajar yang terlibat masalah seperti kasus ini," ujar dia.

Ia menjelaskan dari beberapa hasil bimbingan konseling tersebut, diketahui pada umumnya anak didik mengalami persoalan dalam keluarga, dan sisi ekonomi sehingga berimbas kepada pendidikan anak. (*)