Padang, (Antara Sumbar) - Harga cabai merah di Kota Padang, Sumatera Barat, stabil di kisaran Rp40 hingga Rp50 ribu per kilogram selama seminggu terakhir.
Salah satu pedagang di Pasar Raya Padang Zal (30), Senin menyebutkan harga beberapa jenis cabai merah yang dijualnya tidak mengalami kenaikan yang signifikan dan cenderung stabil seperti cabai merah jawa Rp48 ribu dibandingkan Rp40 ribu hingga Rp45 ribu/kg pada minggu lalu.
Harga ini setara dengan cabai merah jenis darek atau lokal berharga Rp48 ribu per kilogramnya, meski seminggu sebelumnya sempat melonjak hingga Rp50 ribu per kilogramnya.
Selain jenis jawa dan darek, katanya, cabai merah jenis medan juga berada stabil antara Rp40 hingga Rp45 ribu/kg selama dua minggu terakhir.
Ia memprediksi relatif rendahnya harga cabai di Padang karena stok masih banyak dan pasokannya merata.
Pedagang lain masih di Pasar Raya Wendi menyebutkan selain cabai merah stabil di kisaran harga di bawah Rp50 ribu, cabai rawit dan cabai hijau juga cukup berada pada harga yang stabil.
Sebagai contoh, katanya, cabai rawit jenis Pasaman saat ini berada pada kisaran Rp56 ribu per kilogram, hanya naik sedikit dari sebelumnya Rp55 ribu pekan sebelumnya.
Selain di Pasar Raya kestabilan harga cabai juga terjadi di beberapa pasar satelit seperti di Pasar Balimbiang Kecamatan Kuranji.
Salah satu konsumen cabai yang berbelanja di Pasar Balimbiang Masnaini menyebutkan harga cabai di pasar kadang naik kadang-kadang turun.
Menurutnya saat cuaca ekstrem harga cabai cenderung naik, tetapi akan turun saat cuaca cerah. Meski demikian, imbuhnya, harga tersebut cenderung stabil dibanding kenaikan saat menjelang lebaran.
Kestabilan harga ini menurut Kepala Bagian Perekonomian Sekretaris Daerah Kota Padang Edi Dharma karena tercukupinya persediaan cabai lokal.
Menurutnya, upaya pemerintah kota menggalakkan penanaman cabai sejak 2014 mulai menampakkan hasil.
Sebagai gambaran, katanya, saat ini terdapat 8.200 polybag yang telah tertanam cabai dan tersebar di masyarakat di 11 kecamatan. (*)
Harga Cabai di Padang Stabil
(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
