BPBD akan Buat Kesepakatan Bangunan sebagai Shelter

id tsunami

BPBD akan Buat Kesepakatan Bangunan sebagai Shelter

Ilustrasi - (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kota Padang, Sumatera Barat, menyatakan akan membuat kesepakatan dengan pengelola 71 gedung untuk dijadikan shelter saat gempa berpotensi tsunami terjadi di kota tersebut.

"Saat ini gedung yang betul-betul diperuntukan sebagai shelter hanya ada tiga bangunan yaitu yang berada di kawasan Parupuk Tabing, Ulak Karang, dan Bungo Pasang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang Edi Hasymi di Padang Senin.

Ia mengatakan untuk 71 bangunan lainnya ini merupakan bangunan milik pemerintah seperti sekolah, masjid, hotel dan gedung milik swasta.

Menurutnya selama ini belum ada kesepakatan dengan pengelola bangunan tersebut untuk dijadikan shelter.

"Kami akan mengantisipasi hal tersebut sehingga ketika gempa terjadi masyarakat bisa mengetahui shelter mana yang akan dijadikan tempat perlindungan," jelasnya.

Ia mengatakan dengan pertemuan tersebut pihaknya akan menyamakan persepsi dengan pengelola bangunan tersebut.

"Contohnya SMAN 1 Padang. Pengelola sekolah harus menyiapkan gedung apabila gempa besar terjadi, sehingga bangunan tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi siswa akan tetapi juga masyarakat di sekitar lokasi," jelasnya.

Selain itu pihaknya akan menaksimalkan seluruh sirine yang ada di kota tersebut, dengan melakukan perawatan.

Ia mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan BMKG ketika gempa terjadi. Ketika gempa terjadi, BMKG akan langsung memberikan informasi apakah gempa ini berpotensi tsunami atau tidak.

Ia menyebutkan BMKG akan memberikan informasi berupa tiga level peringatan yaitu level waspada, level siaga dan level awas.

Kalau untuk level waspada merupakan gempa kecil tidak berpotensi tsunami. Sedangkan untuk level siaga harus dilakukan evakuasi bagi masyarakat yang berada di zona rawan tsunami.

"Untuk level awas maka harus dilakukan evakuasi secara menyeluruh," kata dia.

Sehingga, katanya seluruh sirine yang ada harus berfungsi ketika gempa terjadi. Saat gempa berpotensi tsunami terjadi hendaknya masyarakat melakukan evakuasi ke selter yang telah dipersiapkan.

"Kami harapkan secepatnya kesepakatan ini bisa segera direalisasikan sehingga 74 gedung yang ada bisa djadikan sebagai shelter bagi masyarakat," katanya. (*)