Impor Sumbar Desember 2016 Naik 46,79 Persen

id pelabuhan

Impor Sumbar Desember 2016 Naik 46,79 Persen

Ilustrasi - (ANTARA FOTO/Reno Esnir/ama/16)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat angka impor provinsi itu pada Desember 2016 mengalami penaikan 46,79 persen dengan total nilai mencapai 23,1 juta dolar Amerika Serikat (AS).

"November 2016 nilai impor Sumbar mencapai 15,7 juta dolar AS, Desember naik jadi 23,1 juta dolar AS didominasi golongan bahan bakar mineral," kata Kepala BPS Sumbar, Dody Herlando di Padang, Selasa.

Ia menyebutkan golongan barang impor pada Desember 2016 paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar 18,4 juta dolar AS, pupuk 2,8 juta dolar AS, garam, belerang dan kapur 1 juta dolar AS.

Sementara negara pemasok impor terbesar Desember 2016 adalah Singapura sebesar 18,2 juta dolar AS dan Kanada 2,8 juta dolar AS.

Ia menyebutkan impor dari Singapura memberikan peran sebesar 65,97 persen dan Malaysia 13,91 persen terhadap total impor Sumbar dari Januari sampai Desember 2016.

Ia menambahkan semua barang impor tersebut masuk melalui pelabuhan Teluk Bayur yang jumlahnya mengalami penurunan sebesar 46,72 persen dibanding bulan sebelumnya.

Dalam kesempatan terpisah Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan saat ini ekspor dan impor Indonesia mengalami defisit dan jika rupiah terlalu kuat maka yang akan terjadi adalah biaya impor murah sehingga produksi dalam negeri turun.

Akibatnya impor akan semakin besar mengalami defisit dan ekspor menjadi tidak kompetitif, katanya pada temu wartawan daerah Bank Indonesia.

Mirza menyebutkan pada 2013 ekspor dan impor Indonesia mengalami defisit sekitar 31 miliar dolar AS, 2014 17 miliar dolar AS dan pada 2016 sekitar 21 miliar dolar AS.

Namun menurutnya, pada kurun waktu 2000 sampai 2010 ekspor dan impor Indonesia sempat mengalami surplus karena ketika itu harga komoditas sedang bagus.

Ia mengatakan ekspor Indonesia didominasi oleh pertambangan dan perkebunan namun setelah 2010 harga komoditas tersebut turun. (*)