DPRD: Masyarakat Jangan Buka Lahan dengan Membakar

id kebakaran lahan

DPRD: Masyarakat Jangan Buka Lahan dengan Membakar

Ilustrasi. (ANTARA FOTO)

Padang, (Antara Sumbar) - Ketua DPRD Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim mengatakan masyarakat dan perusahaan daerah itu agar tidak membakar kawasan hutan untuk pembukaan atau pengolahan lahan karena dapat mengakibatkan kebakaran hutan.

"Jika pembukaan lahan dilakukan dengan cara membakar, maka akan sangat sulit dikendalikan jika api melebar ke tempat lain," katanya di Padang, Senin.

Ia menjelaskan timbulnya kebakaran lahan dan hutan pada umumnya disebabkan oleh manusia yang lalai atau sengaja membakar hutan untuk membuka lahan perkebunan.

Hal itu bisa disebabkan karena kurang pedulinya sebagian masyarakat untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan serta masih adanya kebiasaan membersihkan lahan dengan cara membakar.

"Kita harus belajar dari pengalaman yang telah lalu saat kebakaran hutan mengakibatkan kabut asap di beberapa wilayah di Indonesia sehingga menimbulkan permasalahan kesehatan, kerugian ekonomi, dan kerusakan lingkungan," terangnya.

Ia menyebutkan ketika musim kemarau datang tentu potensi kebakaran hutan akan meningkat, namun dapat diminimalisisr dengan tidak melakukan pembakaran lahan serta hal-hal yang dapat memicu kebakaran seperti membuang puntung rokok sembarangan pada semak belukar.

"Membakar sampah pada lokasi yang rentan terjadi kebakaran lahan juga perlu diperhatikan," katanya.

Ia menegaskan pencemaran dan kerusakan lingkungan sangat bertentangan dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat agar tidak menyepelekan tindakan-tindakan kecil yang dapat memicu terbakarnya hutan dan lahan.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Sumbar mengingatkan agar masyarakat dan pemangku kepentingan mewaspadai terjadinya kebakaran lahan pada sejumlah wilayah ditinjau dari parameter cuaca.

Karena curah hujan yang sudah mulai menurun lima hari terakhir serta kelembapan udara mencapai 50 persen dan suhu pada siang hari 34 derajat celcius menyebabkan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Iman Samiaji.

Ia menyebutkan daerah yang rawan terjadi kebakaran lahan di Kabupaten Limapuluh Kota bagian timur dengan tingkat pengendalian yang tidak sulit.

Kemudian sebagian Sijunjung, sebagian Sawahlunto, Pesisir Selatan bagian Tengah dan Timur, serta Solok Selatan bagian Timur. (*)