OJK Siapkan Tujuh Inisiatif Genjot Pertumbuhan Ekonomi

id OJK

OJK Siapkan Tujuh Inisiatif Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Otoritas Jasa Keuangan. (FOTO ANTARA)

Padang, (Antara Sumbar) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan tujuh inisiatif agar peran sektor jasa keuangan di Tanah Air lebih maksimal dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan daya beli masyarakat dan sekaligus mendorong distribusi pendapatan yang lebih merata.

"Pada 2017 ekonomi masih belum bisa diprediksi karena Presiden Amerika Serikat terpilih belum menyusun kabinet dan dunia masih menunggu kebijakan ekonominya, tapi Cina dan Meksiko sudah terimbas, oleh sebab itu OJK menyiapkan sejumlah langkah," kata anggota Dewan Komisioner OJK, Ilya Avianti di Padang, Senin.

Ia menyampaikan hal itu pada pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2017 dan pengukuhan satgas waspada investasi, dengan tema Menjaga Stabilitas Sektor Keuangan dan Membangun Optimisme Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

Ia menerangkan ekonomi Indonesia harus terus bertumbuh dan inisiatif yang dilakukan mulai dari mengoptimalkan beberapa program kerja yang telah digagas bersama industri jasa keuangan, pemerintah, dan Bank Indonesia, diantaranya program Laku Pandai, program Simpanan Pelajar dan program Jaring.

Kemudian, asuransi pertanian dan ternak, asuransi nelayan, dan penjaminan kredit UMKM, pengaturan pegadaian swasta, revitalisasi modal ventura, serta program pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan lainnya, katanya.

Kedua, OJK bersama Pemerintah dan pihak terkait lainnya akan menyempurnakan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar penyalurannya lebih terarah dan efektif.

Berikutnya memperluas dan mengoptimalkan peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang telah dibentuk.

"Saat ini telah dibentuk 45 TPAKD di seluruh Indonesia, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi," katanya.

Selanjutnya, memperluas akses keuangan masyarakat dengan memanfaatkan model pembiayaan melalui financial technology (Fintech).

"Di akhir tahun 2016, OJK telah menerbitkan ketentuan yang mengatur tentang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi atau peer-to-peer landing," katanya.

Ia menyebutkan OJK juga mendorong perbankan untuk aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang produktif dan menggali potensi penyaluran kredit ke berbagai daerah yang potensial namun terbatas akses keuangannya.

Ia mengharapkan kredit dapat tumbuh lebih tinggi tahun ini, dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 9 sampai 12 persen, katanya.

Lalu, optimalisasi peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) bagi pembangunan di daerah dengan meningkatkan kemampuan bisnis dan layanan, penguatan ketahanan lembaga dan peningkatan kontribusi pembangunan daerah yang didukung SDM yang profesional.

Terakhir, meningkatkan peran pasar modal, sehingga tidak hanya menjadi tempat berinvestasi saja, namun menjadi alternatif sumber pembiayaan jangka panjang yang melengkapi sumber pembiayaan yang selama ini sebagian besar masih bergantung kepada sektor perbankan.

"Upaya membuka akses keuangan melalui pasar modal juga kami lakukan dengan menyediakan pengaturan yang mendukung kegiatan pembelian Efek Bersifat Ekuitas melalui media online atau Equity Crowdfunding," ujarnya.

Sementara Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno meminta industri jasa keuangan turut mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah di provinsi itu dengan konsep pemberdayaan.

Di Sumbar industri padat karya tidak bisa berkembang, karena itu lembaga keuangan sebaiknya fokus ke UMKM menggunakan skema pemberdayaan, katanya. (*)