Gubernur Sumbar Minta Industri Keuangan Sokong UMKM

id Irwan Prayitno

Gubernur Sumbar Minta Industri Keuangan Sokong UMKM

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.

Padang, (Antara Sumbar) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta industri jasa keuangan yang ada di daerah itu untuk menyokong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar dapat tumbuh lebih maksimal.

"Sekitar 84 persen usaha di Sumbar adalah skala UMKM ini peluang bagi industri jasa keuangan untuk memberikan dukungan agar dapat lebih berkembang, kata Irwan di Padang, Senin.

Ia menyampaikan hal itu usai pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2017 dan pengukuhan satgas waspada investasi, dengan tema Menjaga Stabilitas Sektor Keuangan dan Membangun Optimisme untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

Menurut dia di Sumbar industri padat karya tidak bisa tumbuh terkait karakter masyarakat, karena itu para pelaku jasa keuangan sebaiknya menjadikan hal ini sebagai peluang mengembangkan UMKM.

Polanya harus pakai pendekatan pemberdayaan, setelah diberikan modal harus dilakukan pembinaan, katanya.

Sementara Kepala Kantor OJK Sumbar, Indra Yuheri menilai industri jasa keuangan di Sumatera Barat tumbuh cukup baik pada 2016 ditandai dengan perkembangan sektor perbankan, industri jasa keuangan non bank dan pasar modal yang poistif.

Total aset perbankan meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar sebesar 7,22 persen yaitu dari Rp55,38 triliun menjadi Rp59,38 triliun dengan market share perbankan terhadap nasional sebesar 0,90 persen, kata dia.

Indra menyampaikan pertumbuhan total aset dipengaruhi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 5,78 persen dari Rp34,33 triliun menjadi Rp36,31 triliun, sedangkan dari sisi kredit tumbuh sebesar 7,60 persen yaitu dari Rp42,46 triliun menjadi Rp45,68 triliun.

Kemudian kredit UMKM tumbuh sebesar 2,86 persen dari Rp13,64 triliun pada 2015 menjadi Rp14,03 triliun pada 2016.

Kualitas kredit cukup baik tercermin dari rasio NPL dijaga pada level di bawah 5 persen yaitu sebesar 2,94 persen menurun dibandingkan tahun sebelumnya 3,06 persen, ujarnya. (*)