18 Orang Meninggal Akibat DBD di Sumbar

id DBD, Korban, Meninggal, Sumbar

18 Orang Meninggal Akibat DBD di Sumbar

Nyamuk.

Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 18 orang meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di provinsi itu selama 2016.

"Kasus DBD selama 2016 sebanyak 3.985 kasus, sementara yang meninggal 18 orang," kata Kepala Dinkes, Sumbar, Merry Yuliesday di Padang, Selasa.

Kasus DBD selama 2016 terjadi pada seluruh kabupaten dan kota di provinsi itu.

Dari total 3.985 kasus tersebut dapat diketahui tren angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) sebesar 75,77 per 100.000 penduduk, dengan angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,45 atau 18 kematian.

Ia menjelaskan dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi kasus DBD di Sumbar, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerapkan langkah-langkah dalam pencegahan DBD.

"Terutama memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar lebih peduli terhadap lingkungan," ujarnya.

Salah satunya, dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus yaitu menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember air dan lain sebagainya, selanjutnya dengan menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum dan lainnya.

Dan mengubur ataupun memanfaatkan kaleng-kaleng bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Kemudian melakukan kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.

Selanjutnya menggunakan kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Ia mengatakan, pihaknya juga telah melakukan fogging atau pengasapan, namun kenyataannya nyamuk tidak dapat diberantas hanya dengan cara seperti itu, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak sampai membunuh jentik-jentik nyamuk.

"Kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dapat mencegah kasus DBD," ujarnya.

3.985 kasus DBD tersebut yaitu 911 kasus di Kota Padang, 119 kasus Pariaman, Bukittinggi 121 kasus, Padang Panjang 71 kasus, Kota Solok 98 kasus, Sawahlunto 208 kasus.

Kemudian, Payakumbuh 108 kasus, Pesisir Selatan 236 kasus, Padang Pariaman 181 kasus, Lima Puluh Kota 234 kasus, Agam 461 kasus, Sijunjung 117 kasus, Kabupaten Solok 184 kasus.

Lalu, Kabupaten Tanah Datar 253 kasus, Pasaman 141 kasus, Pasaman Barat 102 kasus, Solok Selatan 152 kasus, Dharmasraya 276 kasus, Mentawai 12 kasus.

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Ilham Oetama Marsis mengatakan wabah DBD sejatinya sulit diberantas tapi peluang menginfeksi masyarakat dapat diperkecil sehingga tidak menyebabkan kejadian luar biasa.

Cuaca yang terus berubah dari hujan menjadi cerah dan sebaliknya, menurutnya membuat genangan air di tempat tidak beralaskan tanah semakin banyak.

"Media seperti ini menjadi tempat favorit nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti untuk mengembangbiakkan jentik-jentik nyamuk, untuk itu setiap pihak tidak boleh membiarkan adanya genangan air tempat tumbuhnya jentik nyamuk " ujarnya. (*)