Warga Pariaman Keluhkan Pasokan Gas Elpiji Bersubsidi

id elpiji

Warga Pariaman Keluhkan Pasokan Gas Elpiji Bersubsidi

(ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Sejumlah masyarakat di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mengeluhkan keterbatasan pasokan gas elpiji tiga kilogram bersubsidi di daerah itu.

Rafki (44), salah seorang warga Desa Rawang Kecamatan Pariaman Selatan, Selasa mengaku sudah satu bulan terakhir kesulitan mendapatkan gas elpiji bersubsidi.

"Kami sangat kesulitan memperoleh gas elpiji tiga kilogram untuk pemenuhan kebutuhan. Para pemilik pangkalan mengaku pasokan gas memang sangat terbatas," katanya.

Bakhtiar (50), warga lainnya juga mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji tiga kilogram untuk pemenuhan kebutuhan.

"Sejak sebulan terakhir memang cukup sulit, sehingga kami harus bisa berhemat untuk menggunakan gas elpiji, " ujarnya.

Ia berharap pemerintah setempat dapat menindaklanjuti keterbatasan pasokan gas elpiji agar tidak menyulitkan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Yusnanik, salah seorang pemilik pangkalan gas elpiji, mengakui keterbatasan pasokan gas bersubsidi tersebut sudah terjadi sejak satu bulan terakhir.

Ia mengatakan dalam satu hari minimal pihaknya membutuhkan 300 tabung gas elpiji. Namun pihak distributor atau agen hanya mampu memberikan maksimal 100 tabung gas elpiji setiap harinya.

"Permintaan sangat tinggi namun ketersediaan pasokan sangat terbatas sehingga banyak masyarakat yang mengeluh," katanya.

Ia menyebutkan pengurangan pasokan gas elpiji tersebut turun secara signifikan dari kesepakatan kontrak yang disepakati bersama pihak agen.

"Untuk kontrak 2017 kami hanya diberikan 2.600 tabung gas selama satu tahun, jumlah tersebut menurun drastis dari 6.600 tabung gas dari kesepakatan kontrak sebelumnya," ujar dia.

Sementara itu kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM) setempat, Gusniyetti Zaunit mengatakan belum mendapatkan keterangan dari pihak Pertamina atau distributor terkait keterbatasan pasokan gas tersebut.

Ia menduga keterbatasan pasokan gas elpiji tersebut bisa saja terjadi akibat pendistribusian tidak tepat sasaran.

"Gas elpiji tiga kilogram tersebut merupakan bantuan dari pemerintah yang disubsidi kepada masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Namun diduga masih ada para pengecer yang menjual kepada masyarakat ekonomi menengah ke atas," katanya.

Oleh sebab itu, sebut dia pihaknya akan melakukan monitoring atau pemantauan ke lapangan untuk memastikan penjualan gas elpiji tiga kilogram tepat sasaran.

Untuk Kota Pariaman, ujarnya kuota yang diberikan oleh pihak pertamina setiap tahunnya mencapai 725 ribu tabung gas. (*)