Sagu Produksi PT NSP 50 Persen Diekspor

id PT NSP

Sagu Produksi PT NSP 50 Persen Diekspor

PT National Sago Prima (NSP). (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Produk pati atau sagu olahan PT National Sago Prima (NSP), sekitar 50 persen selama ini diperuntukkan pasar ekspor ke beberapa negara.

"Hingga per September 2016, volume penjualan Prima Starch sebagai merek dagang kami mencapai 4.350 ton dan sekitar 50 persen untuk pasar ekspor," kata General Manager PT NSP, Harry Susanto, saat dihubungi, di Jakarta, Senin.

PT NSP adalah salah satu perusahaan hutan tanaman industri (HTI) bukan kayu yang bergerak di bidang budidaya dan pengolahan sagu.

Penegasan itu sendiri terkait dengan prestasi PT NSP meraih Penilaian Program Peningkatan Kinerja Perusahaan (Proper) peringkat Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) beberapa waktu lalu.

Menurut Harry, produksi sebesar itu diperoleh dari lahan sagu perseroan yang berada di Kepulauan Meranti dengan luas sekitar 3.707,84 kilometer persegi dan terletak di pesisir timur Pulau Sumatera.

"Produksi penjualan hingga September 2016 itu jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya jauh lebih baik karena pada periode itu mencapai 2.768 ton, " katanya.

Ia mengaku, untuk data kinerja penjualan hingga triwulan keempat tahun lalu, belum bisa disampaikan karena masih dalam proses audit.

Menyinggung target perseroan tahun ini, Harry menegaskan tak ada rencana ekspansi di lahan tertanam karena manajemen telah mengalokasikan dan menambah 40 persen dari lahan total konsesi sebagai area konservasi.

Oleh karena itu, lanjut Harry, fokus perseroan pada 2017 adalah meningkatkan produksi Prima Starch di lahan HTI Kepulauan Riau dan meningkatkan kegiatan operasional di Papua lebih intensif.

Data lengkap

Terkait dengan perolehan penghargaan Proper, Harry Susanto mengungkapkan sudah sewajarnya jika perusahaan taat pada peraturan terkait pengelolaan lingkungan.

Namun bagi NSP sebagai perusahaan di bidang HTI, katanya, penghargaan ini memiliki arti penting bagi perusahaan, karyawan dan lingkungan masyarakat sekitar.

Hal itu karena NSP merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang HTI sagu yang mendapatkan penghargaan Proper di Indonesia.

Terlebih lagi, tambah Harry, dari total 30 perusahaan yang mengikuti penilaian Proper Gambut, NSP dinyatakan sebagai salah satu dari tiga perusahaan yang menyampaikan data terlengkap dalam persyaratan administrasi. (*)