Legislator: Tradisi Lisan Pengaruhi Budaya Literasi

id Literasi

Legislator: Tradisi Lisan Pengaruhi Budaya Literasi

Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Kuatnya tradisi lisan dalam menyampaikan informasi pada sebagian daerah ikut menjadi penyebab rendahnya budaya literasi di Indonesia, kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Bidang Olahraga, Pariwisata dan Pendidikan, Ferdiansyah di Padang, Senin.

Menurutnya kecendrungan menggunakan bahasa lisan yang telah terjadi turun temurun mengakibatkan generasi selanjutnya tidak terbiasa membaca dan menulis.

Hasilnya, survei yang dilakukan Central Connecticut State University di New Britain yang bekerja sama dengan sejumlah peneliti sosial menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara terkait minat baca.

"Perlu sebuah tindakan khusus untuk bisa mendorong budaya literasi Indonesia bisa meloncat, mengejar ketertinggalan dari negara lain. Tindakan khusus itu yang akan kita rumuskan bersama kementerian dan pemangku kepentingan terkait," katanya.

Terkait gerakan gemar membaca yang diplopori Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), ia sangat mengapresiasi karena hal itu merupakan sebuah upaya yang sangat bagus.

"Kita sangat apresiasi gerakan yang diterapkan Pemprov Sumbar tersebut. Ini sangat membantu meningkatkan budaya literasi Indonesia. Apalagi gerakan ini dilakukan di tingkat nagari atau desa," ujar dia.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyatakan gerakan itu merupakan inisiatif yang dilaksanakan bersama pemangku kepentingan lain untuk meningkatkan minat baca di Sumbar.

"Gerakan ini sudah berhasil di Kabupaten Solok. Kita akan perbanyak ke daerah lain," kata dia.

Konsepnya menurut dia, buku disimpan pada suatu tempat. Nanti dibaca secara bergilir. Targetnya dua buku dalam sebulan dan 24 buku dalam setahun.

"Awalnya gerakan ini akan menyasar pelajar," ujarnya.

Ia berharap program tersebut akan menambah minat baca di Sumbar. (*)