New York, (Antara Sumbar) - Harga minyak dunia diperdagangkan bervariasi pada Senin (Selasa pagi WIB), akibat kenaikan produksi AS dan kemungkinan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperpanjang pemotongan produksi mereka.
Harga minyak naik pada pagi hari ketika media melaporkan bahwa Irak mengatakan OPEC kemungkinan akan memperpanjang pemotongan produksinya hingga ke paruh kedua 2017.
Sementara itu, produksi minyak AS diperkirakan akan kembali menguat dan meningkat sebesar 1,4 juta barel per hari pada 2022, jika harga tetap sekitar 60 dolar AS per barel, kata Badan Energi Internasional (IEA) pada Senin (6/3).
Pengebor minyak AS menambahkan tujuh rig minyak dalam pekan yang berakhir 3 Maret, sehingga jumlahnya naik menjadi 609 rig, paling banyak sejak Oktober 2015, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes mengatakan pada Jumat (6/3).
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April merosot 0,13 dolar AS menjadi menetap di 53,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, naik 0,11 dolar AS menjadi ditutup pada 56,01 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. (*)
Berita Terkait
Pertamina cek kualitas BBM dua SPBU di Kota Padang
Jumat, 5 April 2024 19:12 Wib
Antisipasi tumpahan minyak di perairan Dumai
Rabu, 3 April 2024 21:19 Wib
Kilang Balikpapan tingkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel
Minggu, 31 Maret 2024 11:46 Wib
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib