Sawahlunto Gandeng Travel Umrah Pasarkan Produk Lokal

id Sawahlunto, Produk, Lokal

Sawahlunto Gandeng Travel Umrah Pasarkan Produk Lokal

Seorang penenun mengerjakan tenunan songket Silungkang di Dusun Lubuak Non Godang, Silungkang, Kota Sawahlunto. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menggandeng pengusaha travel umrah untuk mengembangkan pemasaran produk lokal perajin di kota itu pada 2017.

"Pemerintah daerah melalui dinas terkait telah melakukan kerja sama dengan salah satu cabang perusahaan travel tersebut yang beraktivitas di kota ini," kata Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf, di Sawahlunto, Selasa.

Menurutnya, pola kerja sama tersebut dibangun atas dasar saling menguntungkan berupa pemberian kompensasi oleh pihak penyedia jasa untuk memasarkan produk lokal masyarakat kepada setiap jamaah.

Sebagai gantinya, lanjut dia, pihaknya memberikan imbauan kepada masyarakat khususnya aparatur sipil negara (ASN) untuk melakukan perjalanan umrah menggunakan jasa pihak travel tersebut.

"Salah satunya adalah dengan menjadikan pakaian berbahan dasar songket Silungkang sebagai pakaian seragam perjalanan umrah travel tersebut," ujarnya.

Selain itu, pihaknya meminta agar penyedia jasa agen perjalanan bersedia menggunakan produk mukena dan tas lokal produksi perajin lokal untuk diberikan kepada calon jamaah umrahnya.

"Kalaupun tidak kepada seluruh pengguna jasa mereka minimal dapat diberikan kepada jamaah umrah yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat," kata dia.

Bentuk kerja sama yang dilakukan pihaknya itu, jelas dia, merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memberikan peluang pemasaran hasil produksi yang dihasilkan agar dapat memicu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Terkait upaya pengembangan produksi songket Silungkang yang menjadi unggulan daerah itu, beberapa waktu lalu, Ketua TP-PKK setempat, Yenny Halil, menjelaskan pihaknya telah mendorong pengembangan kombinasi motif songket Silungkang dengan kaos atau kemeja.

"Pemberian kombinasi pada produk turunan tersebut menjadikan kain songket bisa digunakan siapa saja dan dimana saja tanpa memandang usia," katanya.

Kombinasi itu, lanjutnya, merupakan kreasi baru yang dilahirkan pihaknya bersama tim inovatif dan kreatif kolaborasi Nusantara (IKKON) tahun lalu.

Upaya tersebut, tambahnya, mampu memberikan warna tersendiri dan sangat sesuai dengan target Sawahlunto untuk menjadikan songket Silungkang sebagai pakaian nasional.

Sebelumnya, Tim program Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) 2016 Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menilai kebiasaan perajin berproduksi sesuai selera pemesan kain tenun tanpa mengikuti trend pasar tekstil secara luas adalah tidak tepat dan harus diluruskan kembali.

"Kami banyak menemukan motif-motif tua yang sangat indah, namun hampir semuanya belum mampu termanfaatkan sebagai pembeda dalam menerobos segmentasi pasar kerajinan tenun sehingga pemanfaatannya sangat terbatas, karena hanya bisa dikenakan pada momen yang juga terbatas," kata salah seorang desainer busana yang tergabung dalam tim tersebut, Raden Roro Bunga Natasya, di Sawahlunto. (*)