Padang, (Antara Sumbar) - Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Mandeh, Pesisir Selatan, Sumatera Barat terkendala regulasi pembebasan lahan sehingga investor belum bisa menanamkan modal di kawasan yang mirip dengan "Raja Ampat", Papua itu.
"Anggarannya sudah tersedia Rp15 miliar dari Pesisir Selatan dan Rp35 miliar dari Sumbar. Namun tidak bisa kita lakukan pembebasan lahan karena terkendala aturan," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang, Selasa.
Menurutnya hal itu pula yang menyebabkan rombongan Raja Salman untuk sementara batal berinvestasi di Mandeh, karena untuk pembebasan lahan mereka memang tidak mau berurusan dengan orang-perorang.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Oni Yulfian menjelaskan aturan yang menyebabkan pembebasan lahan itu terkendala adalah Undang-undang No 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum.
"Dalam Undang-Undang itu disebutkan hanya 18 item jenis lahan yang dapat dibebaskan pemerintah untuk kepentingan umum. Dari 18 item itu, kebetulan tidak ada lahan untuk pariwisata," katanya.
Artinya, menurut Oni kalau Pemprov Sumbar dan Pesisir Selatan tetap berkeras untuk membebaskan lahan, bisa menjadi temuan dan ujung-ujungnya berurusan dengan hukum.
Solusi terhadap hal itu, sesuai ada pada Peraturan Menteri Agraria No 6 tahun 2015 terkait pengadaan lahan di luar 18 item tersebut. Namun ada syarat yang harus dipenuhi yaitu harus menjadi program prioritas pemerintah pusat.
"Kita sedang upayakan hal itu," ujarnya.
Ia menerangkan saat ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang sedang melakukan revisi terhadap kawasan strategi nasional. Ia berharap Sumbar bisa masuk dalam kawasan itu sehingga bisa segera memproses pembebasan lahan KWT Mandeh dengan tetap sesuai aturan.
KWT Mandeh yang akan dikembangkan saat ini adalah kawasan Bukik Ameh seluas 400 hektare. Proses pembebasan telah dimulai sejak tahun lalu, namun terhenti karena terkendala aturan. (*)
Berita Terkait
Menparekraf RI : Kuliner salah satu kekuatan pariwisata Sumbar
Minggu, 24 Maret 2024 5:02 Wib
Menparekraf: Perayaan kulminasi matahari bisa picu pariwisata Pasaman
Sabtu, 23 Maret 2024 17:06 Wib
Sumbar gelar Sumarak Ramadhan 1445 H perkuat branding wisata halal
Rabu, 20 Maret 2024 20:41 Wib
Sungai Batang Agam dijadikan percontohan pengembangan pariwisata ramah muslim
Minggu, 10 Maret 2024 12:23 Wib
Bupati Solok upayakan pembangunan infrastruktur bisa gunakan DAK
Kamis, 7 Maret 2024 15:20 Wib
Kaleidoskop 2023 : Sederet raihan prestasi Pemkab Tanah Datar
Kamis, 22 Februari 2024 16:19 Wib
Uda-Uni Padang 2024 diminta aktif promosikan pariwisata
Senin, 19 Februari 2024 15:50 Wib
Enam kegiatan pariwisata Sumbar masuk KEN 2024
Minggu, 28 Januari 2024 12:56 Wib