Presiden Resmikan Pembangkit Listrik Portabel 500 Megawatt

id Presiden Jokowi

Presiden Resmikan Pembangkit Listrik Portabel 500 Megawatt

Presiden Joko Widodo. (Antara) ( )

Jakarta, (Antara Sumbar) - Presiden Joko Widodo meresmikan pembangkit listrik portabel (Mobile Power Plant) di delapan lokasi dengan produksi listrik senilai total 500 megawatt (MW).

"Saat saya ke sini pada acara peletakan batu pertama, saya bertanya kapan selesai 'mobile power plant' yang sedang dalam proses dibangun? Disampaikan oleh direktur utama PLN saat itu enam bulan Pak. Bener enam bulan? Bener Pak, Janji? Janji Pak," ujar Prasiden.

"Saya yakin ternyata memang sudah selesai, dan yang dikerjakan saat itu memang bukan hanya yang di Mempawah di Kalimantan Barat saja, tapi ada delapan," kata Presiden di Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) MPP 500 MW di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu.

Selain di Mempawah, PLTG MPP dengan beragam kapasitas produksi juga diresmikan yaitu di Jeranjang, Nusa Tenggara Barat; Air Anyir, Bangka Belitung; Tarahan, Lampung; Nias Sumatera Utara, Balai Pungut, Riau; Suge, Belitung; dan Paya Pasir Sumatera Utara.

"Alhamdulillah semuanya sudah selesai sebanyak 500 MW. Karena masyarakat keluhannya sama, kekurangan listrik 'byar-pet' di semua provinsi kota dan kabupaten. Oleh sebab itu kenapa dipilih 'mobile power plant' karena membangunnya lebih cepat. Kalau kita pakai yang batubara bisa sampai 4,5 tahun sampai 5 tahun, tapi ini bisa dikerjakan cepat," jelas Presiden.

Dengan tersedianya suplai listrik, menurut Presiden, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah karena investor tertarik untuk menanamkan modal di provinsi tersebut.

"Kalau listriknya tidak disiapkan bagaimana investor mau membangun hotel? Bagaimana investor mau membangun industri? Siapa yang mau kalau ada listriknya. Padahal hal itu dapat membuka lapangan lapangan pekerjaan bagi penduduk di provinsi di kota dan di kabupaten itu," tambah Presiden.

Namun, Presiden meminta agar PLTG yang portable itu juga dapat dipindahkan suatu saat ke tempat lain.

"Tetapi saya titip ini adalah 'mobile power plant' artinya setiap saat harus dipindah, harus bisa dipindah ke pulau yang lain ke tempat yang lain yang juga sangat membutuhkan misalnya ada dari sumber yang lain berarti di sini sudah berlimpah bisa ini dipindahkan ke pulau yang lain yang juga masih memerlukan, karena ini 'mobile' bisa dipindah-pindah," ungkap Presiden.

Selain itu, Presiden juga berharap agar PLTG nantinya benar-benar menggunakan gas sebagai bahan bakar, bukan lagi "Marine Fuel Oil" atau minyak bakar.

"Yang kedua saya titip agar MPP ini memang memakai gas, karena sekarang masih pakai MFO. Oleh sebab itu saya perintahkan saat ini, mumpung saya ingat kepada menteri ESDM agar gas untuk pembangkit listrik seperti ini diberikan prioritas. Sehingga harganya bisa lebih efisien, jangan sampai nanti di teru teruskan tidak pakai gas sehingga efisiensi menjadi hilang," tegas Presiden.

Saat peresmian, Presiden didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.

PLTG MPP 500 MW itu tersebar pada 8 lokasi, yaitu

1. MPP Jeranjang - Lombok dengan daya (2x 25 MW) yang telah beroperasi sejak tanggal 27 Juli 2016.

2. MPP Air Anyir - Bangka dengan daya(2x 25MW) mulai beroperasi 13 September 2016.

3. MPP Tarahan - Lampung (4x 25MW) mulai beroperasi 29 September 2016.

4. MPP Nias (1x 25 MW) mulai beroperasi 31 Oktober 2016.

5. MPP Pontianak (4x 25 MW) mulai beroperasi 8 November 2016.

6. MPP Balai Pungut Riau (75 MW) mulai beroperasi 13 November 2016.

7. MPP Suge - Belitung (1 x 25 MW ( Roll Suge) mulai beroperasi 22 November 2016.

8. MPP Paya Pasir Medan (75 MW)( Roll Paya Pasir ) mulai beroperasi 9 Desember 2016. (*)