Pemkab Agam Kembangkan Padi Salibu 500 Hektare

id Padi, Salibu, Agam

Pemkab Agam Kembangkan Padi Salibu 500 Hektare

Petani menanam padi di Jorong Lambah, Nagari Sianok Anam Suku, Agam, Sumatera Barat. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Lubuk Basung, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam, Sumatera Barat pada 2017 mengembangkan budidaya padi Salibu seluas 500 hektare untuk meningkatkan produksi padi di daerah itu.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Agam, Japrizal di Lubuk Basung, Minggu, menyebutkan budidaya padi Salibu yang rencananya tersebar pada dapat meningkatkan panen, dari sekali tanam bisa tiga sampai empat kali.

Budidaya ini merupakan salah satu inovasi teknologi karena usia dari pemangkasan sampai panen selama 114 hari. Sementara usia padi tanam pindah sekitar 135 hari atau lebih lama sekitar 24 hari.

Selain itu, budidaya ini juga dapat peningkatan produksi padi, karena satu hektare lahan bisa memproduksi sekitar 7,2 ton.

"Ini terbukti pada demplot atau percontohan metode penyuluhan padi Salibu kepada petani di lahan miliki Kelompok Tani Keluarga Bahagia Kampuang Melayu, Nagari Sitalang, Kecamatan Ampek Nagari," ujarnya.

Di lokasi itu, produksi budidaya padi salibu sekitar 1,4 ton padi jenis Batang Pasaman dari lahan seluas seperempat hektare.

Ia mengakui, keberhasilan budidaya padi salibu dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni tinggi pemotongan batang varietas yang digunakan, kondisi ari tanah setelah panen, dan pemupukan tanaman.

"Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah, dan pada saat panen sebaiknya tanah dalam kondisi kapasitas lapang," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Agam, Afdhal menjelaskan, padi salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen dipotong, tunas akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah tunas, mengeluarkan akar baru sehingga suplai hara tidak lagi tergantung pada batang lama.

Tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman awalnya.

"Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah, dan pada saat panen sebaiknya kondisi air tanah dalam keadaan kapasitas lapang," katanya.

Dengan pengembangan budidaya padi salibu, pihaknya berharap target produksi sebanyak 390.473 ton dengan luas panen 64.541 hektare pada 2017 akan tercapai nantinya.

Ia mengatakan produksi padi di Agam mengalami peningkatan setiap tahun. Pada 2016 sebanyak 360.523,5 ton, 2015 sebanyak 327.567 ton, 2014 sebanyak 322.621 ton dan 2013 sebanyak 306.410 ton. (*)