Siswa Dominasi Simulasi Gempa-Tsunami di Padang

id simulasi gempa

Siswa Dominasi Simulasi Gempa-Tsunami di Padang

Para siswa sekolah dasar yang mengikuti simulasi gempa dan tsunami dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2017 menaiki tangga shelter yang ada di Kota Padang, Sumatera Barat. (Novia Harlina/Antara Sumbar)

Padang, (Antara Sumbar) - Simulasi bencana gempa dan tsunami dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2017 di Kota Padang, Sumatera Barat, didominasi oleh ratusan siswa taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA).


"Pada simulasi hari ini yang merespon sirene dan bergerak menuju shelter didominasi oleh siswa TK hingga SMA," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang, Elfian Putra Ifadi di shelter Darussalam Padang, Rabu.

Ia mengatakan simulasi gempa dan tsunami yang didominasi anak-anak usia sekolah ini cukup diapresiasi, karena mereka sudah memahami apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi.

Shelter Tabing Kota Padang, ujarnya ada sekitar 300 siswa TK dan SD yang mengikuti simulasi dari awal hingga selesai.

"Anak-anak juga penting diberi pemahaman siaga bencana sejak dini," katanya.

Ia menjelaskan dalam simulasi bencana tersebut diskenariokan gempa berkekuatan 8,8 Skala Richter terjadi pada kedalaman 12 kilometer di Kepulauan Mentawai dengan durasi 30 detik.

"Gempa itu diskenariokan menimbulkan tsunami dan masyarakat langsung melakukan evakuasi secara mandiri ke shelter yang berada di sekitar lokasinya," kata dia.

Pada simulasi yang dilakukan pukul 10.00 WIB anak-anak dan masyarakat melakukannya cukup baik yakni ketika sirene pertama berbunyi mereka berlari keluar kelas dan berkumpul di halaman sekolah dan berlari dengan teratur menuju shelter, katanya

Kemudian sirene kedua berbunyi menandakan gempa yang terjadi berpotensi tsunami, mereka diarahkan naik ke lantai empat.

Elfian mengatakan di Kota Padang ada beberapa tempat yang digunakan untuk simulasi hari ini seperti di Universitas Bung Hatta, Universitas Andalas, Kantor Gubernur, Polda, Kawasan Pondok, Pantai Padang, dan SMA Pembangunan Padang.

"Secara umum ada masyarakat yang sudah peduli dan ada yang belum, inilah tugas kami dan kelompok siaga bencana untuk memberi pemahaman itu," jelasnya.

Ia berharap masyarakat ke depannya lebih peduli jiKa ada kegiatan-kegiatan simulasi seperti ini agar ketika bencana benar-benar terjadi, risikonya dapat diminimalisir.

"Jangan ketika ada gempa masyarakat kalang kabut menuju daerah yang lebih tinggi, padahal di sini sudah ada shelter," katanya.

Sementara Ketua Kelompok Siaga Bencana Bungo Pasang, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Dio mengatakan simulasi seperti ini harus dilakukan secara berkesinambungan.

"Harus secara berkala agar masyarakat benar-benar paham bagaimana prosedur penyelamatan diri ketika ada bencana," katanya. (*)