Tri Arga Model Bantu Upaya Swasembada Daging Sumbar

id Swasembada daging

Tri Arga Model Bantu Upaya Swasembada Daging Sumbar

Ilustrasi pejual daging sapi. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Program tri arga model menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) untuk mewujudkan swasembada daging di daerah itu karena dinilai mampu meningkatkan jumlah ternak pedaging melalui kerjasama koperasi, peternak dan masyarakat.

"Dengan sistem ini, pemerintah mempertemukan masyarakat atau perantau yang ingin menginvestasikan uangnya dengan koperasi yang ditunjuk untuk mengelola sapi. Jika ada kesesuaian, langsung dilakukan kontrak kerjasama," kata Kepala Dinas Peternakan Sumbar, Erinaldi di Padang, Minggu.

Menurutnya posisi pemerintah hanya sebagai fasilitator, sementara pengelola adalah koperasi yang nanti juga akan menunjuk peternak yang dinilai memiliki kompetensi dan kandang yang layak.

Program itu juga diintegrasikan dengan asuransi PT. Jasindo yang menjamin penggantian ternak pedaging jika mati selama masa kontrak, sehingga investor juga merasa aman.

"Sejak diluncurkan pada Mei 2016, nilai investasi usaha sapi potong program tri arga ini telah mencapai Rp4 miliar lebih," ujar dia.

Ia menambahkan dalam program itu, pemodal berinvestasi masing-masing lima ekor sapi untuk satu paket. Besaran investasi tergantung harga pasar untuk lima sapi tersebut.

"Lama kontrak untuk satu paket itu adalah empat bulan. Jadi, dalam waktu empat bulan, sapi yang diinvestasikan itu akan digemukkan oleh peternak. Kemudian sapi ditimbang kembali. Keuntungan dibagi antara peternak dan pemodal dengan persentase 70 - 30," jelasnya.

Menurutnya, potensi pengembangan program tri arga itu masih sangat besar, karena jumlah sapi yang bisa dikelola oleh program ini bisa mencapai 4.000 ekor.

"Sekarang, untuk 47 paket yang telah ada, baru mencapai 230 ekor, masih banyak peluang bagi pemodal lain untuk ikut serta dalam program ini," ujarnya.

Selain untuk mencari keuntungan, program tersebut juga memberdayakan peternak dengan tujuan membantu meningkatkan kesejahteraannya.

Salah seorang masyarakat yang menginvestasikan modalnya pada program tersebut, Yose (35) mengatakan ia sudah mencoba dan mendapatkan keuntungan yang cukup bersaing dengan keuntungan dari bunga bank.

"Nilai lebihnya, kita bisa mengajak keluarga dan anak untuk sesekali melihat sapi yang sedang digemukkan, sekaligus untuk pembelajaran bagi anak," ujar dia. (*)