Hilal Tak Tampak di Padang

id Hilal, Ramadhan, Padang

Hilal Tak Tampak di Padang

Ilustrasi.

Padang, (Antara Sumbar) - Kepala Kantor Kementerian Agama Sumatera Barat Salman K mengatakan hilal tak terlihat di Padang karena kondisi awan saat dilakukan pengamatan cukup tebal.

"Selama ini hilal memang sulit terlihat di Padang saat penentuan awal Ramadhan, namun kami tetap mengirimkan hasil pengamatan ke Jakarta sebagai bahan pertimbangan bagi pelaksanan sidang isbath," kata dia di Padang, Jumat.

Ia menyampaikan hal itu usai melakukan rukyatul hilal di Selter Masjid Nurul Haq Jundul IV Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah Padang bersama Badan Hisab dan Rukyat Sumbar serta BMKG Padang Panjang.

Salman menjelaskan dalam menetapkan awal Ramadhan, pemerintah juga melakukan rukyatul hilal dan kemudian ditetapkan melalui sidang isbath yang digelar Kementerian Agama.

Sidang isbath diikuti pakar dan akademisi yang menguasai metode hisab dan rukyat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam, kata dia.

Terkait penetapan 1 Ramadhan ia mengatakan hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan Kementerian Agama di pusat.

Namun kepada masyarakat tetap diimbau untuk melaksanakan puasa sesuai dengan ketetapan yang diputuskan pemerintah, ujarnya.

Sementara Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Rahmat Triyono menyatakan hilal memang tidak terlihat di Kota Padang.

Ia menjelaskan ijtimak awal Ramadhan jatuh pada Jumat 26 Mei 2017 pukul 02.46 WIB dan matahari terbenam di Padang pukul 18.17 WIB.

Saat itu hilal sudah berada di atas ufuk setinggi 8,14 derajat hingga 8,36 derajat, kata dia.

Ketua Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Sumbar Asasriwarni mengatakan berdasarkan hisab disepakati hilal itu ada ketika ketinggiannya minimal dua derajat.

"Artinya kalau sudah empat derajat dapat dinyatakan Ramadhan telah masuk dan puasa dilaksanakan esok hari," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk melaksanakan puasa Ramadhan berdasarkan keputusan yang ditetapkan pemerintah pada Jumat malam (26/5).

Sebelumnya Pengurus Tarekat Naqsabandiyah Sumbar telah memulai puasa Ramadhan 1438 Hijriah pada Kamis 25 Mei 2017.

"Penetapan awal Ramadhan ini berdasarkan hisab dan perhitungan malam," kata Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Syafri Malin Mudo.

Menurutnya, pedoman dalam menentukan awal Ramadhan ini berdasarkan perhitungan atau hisab yang berlandaskan Alquran surat Al Baqarah ayat 183, 184, 185.

Ia menjelaskan dalam tarekatnya memedomani isi surat Al Baqarah 185 yang berarti semenjak bulan saat Alquran diturunkan pihaknya terus mengikuti jadwal berpuasa tersebut.

Ia menyebutkan pada Rabu 24 Mei tersebut dilaksanakan shalat tarawih serentak di 50 mushala yang ada di Padang, yang terbesar di Musala Baitul Makmur Kecamatan Pauh.

Sebelumnya, Muhammadiyah wilayah Sumatera Barat telah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1438 Hijriah jatuh pada Sabtu, 27 Mei 2017, menurut hasil perhitungan astronomi ahli falak dari organisasi Islam itu.

"Sesuai dengan perhitungan yang merujuk pada hisab hakiki wujudul hilal Majelis Tarjih dan Tajdid pimpinan Pusat Muhammadiyah, puasa tahun ini jatuh pada 27 Mei 2017," kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Shofwan Karim.

Ia mengatakan Wujudul Hilal yang dipedomani Muhammadiyah yakni apabila bulan baru Qamariyah telah memenuhi tiga kriteria sekaligus, yaitu telah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan posisi hilal atau bulan sabit tanda bulan baru di atas ufuk.

"Saat terbenam matahari posisi bulan sabit berada di atas ufuk, keesokan harinya baru ditetapkan sebagai 1 Ramadhan 1438 Hijriyah," ujarnya. (*)