Perlu Batu Pemecah Ombak Lindungi Makam Syech Burhanuddin

id ombak

Perlu Batu Pemecah Ombak Lindungi Makam Syech Burhanuddin

Seorang warga berdiri di wilayah yang terkena abrasi di pantai Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Selasa (30/5). Abrasi di pantai itu bertambah parah semenjak peristiwa pengikisan daratan oleh air laut tersebut terjadi pada Sabtu. (Antara Sumbar / Aadiaat M. S.)

Parit Malintang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat meminta pemerintah pusat dan provinsi untuk membangun batu grip atau batu pemecah ombak di Nagari Manggopoh Palak Gadang Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis guna melindungi cagar budaya yang ada di daerah itu.

"Setiap tahun abrasi pantai semakin parah dan apabila dibiarkan maka akan membahayakan Makam Syekh Burhanuddin yang merupakan cagar budaya di Padangpariaman," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Padangpariaman, Jonpriadi di Parit Malintang, Sabtu.

Ia mengatakan karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Padangpariaman sedikit maka beberapa waktu lalu pihaknya telah mengusulkan pembangunan batu grip tersebut.

Hingga saat ini pihaknya masih menunggu dikabulkannya permohonan pembangunan batu itu dari pemerintah pusat dan provinsi

"Namun kami akan terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan provinsi agar pembangunan batu tersebut terealisasikan karena sejumlah warga juga bermukim di sana," katanya.

Ia mengatakan pembangunan batu grip itu diperlukan karena makam tersebut tidak saja sebuah kebanggaan dari warga kabupaten itu namun juga telah menjadi unggulan wisata religi di Sumbar.

Oleh karena itu ia berharap pemerintah pusat atau provinsi mau mengalokasikan anggaran untuk pembuatan batu tersebut karena apabila dibiarkan maka akan membahayakan nyawa warga sekitar dan cagar budaya.

Sebelumnya, abrasi pantai di Kecamatan Ulakan Tapakis bertambah parah sejak peristiwa pengikisan daratan oleh air laut itu terjadi pada Sabtu lalu (27/6).

"Abrasi terjadi karena ombak besar menerpa daerah ini semenjak Kamis lalu (25/5)," kata Wali Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Nurdin di Padangpariaman, Selasa.

Ia menerangkan abrasi di daerah tersebut sebelumnya terjadi pada tahun lalu namun semenjak Sabtu kemarin pengikisan daratan oleh air laut itu mencapai tiga kilometer dan jarak antara rumah warga dengan pantai tinggal 10 meter.

Ia menyatakan dirinya sebelum adanya pemekaran nagari pada tahun lalu pernah mengirimkan proposal kepada pemerintah tingkat kabupaten dan provinsi untuk memasang batu grip di daerah itu namun sampai saat ini belum ada realisasi.

Salah seorang warga daerah itu, Irdawati mengatakan karena abrasi tersebut membuat dirinya dan keluarganya takut sebab lama kelamaan bisa menghancurkan rumahnya.

Selain itu ketika terjadi ombak besar maka air membawa pasir pantai masuk ke dalam rumahnya, lanjutnya. (*)