FPMS Gelar Aksi Damai Pasca Kasus Persekusi

id Persekusi, FPMS, Solok

Solok, (Antara Sumbar) - Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Forum Peduli Masyarakat Kota Solok (FPMS) menggelar aksi damai pasca kasus persekusi dokter RSU Solok, Fiera Lovita yang ramai diberitakan beberapa waktu lalu.

Ketua MUI Kota Solok, Afrizal Thaib di Solok, Senin mengatakan kecewa dengan sikap dokter yang intelektual yang seharusnya tidak menjelek-menjelekkan ulama.

Seorang dokter yang dihargai masyarakat, sebutnya seharusnya tidak melakukan hal yang menyebabkan masyarakat merasa terusik. Dengan mengatakan ia diintimidasi oleh masyarakat akibat ujarannya di media sosial.

"Jangan sampai ada yang mencaci dan merendahkan masyarakat Solok, padahal selama ini kota kita aman," ujarnya.

Ia menyebutkan tidak pantas dr.Fiera mengatakan tidak nyaman dan ada yang mengintimidasinya di Solok, sehingga nama kota Solok menjadi buruk di mata Umum.

Sementara itu Ketua KNPI, Dani mengatakan bahwa kota Solok adalah kota yang aman dan melindungi warganya.

Tidak ada aksi persekusi atau pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga.

Ia menyampaikan beberapa pernyataan sikap Solok, diantaranya masyarakat Solok adalah masyarakat yang hidup rukun, damai dan taat menjalankan perintah agama.

Masyarakat solok mencintai aparat TNI dan Polri sebagai pengayom masyarakat. Masyarakat Solok mengedepankan musyawarah dalam menyikapi isu-isu yang berkaitan dengan kemashalatan umat, bangsa dan negara, ujarnya.

Masyarakat Kota Solok, sebutnya meminta dr. Fiera Lovita untuk menghentikan pernyataannya yang kontroversial di media massa dan media sosial karena apa yang disampaikan selama ini tidak berdasar dan tidak ada kebenarannya.

Sebelumnya, dr.Fiera Novita tersangkut kasus dugaan penghinaan ulama Habieb Rizieq Shihab, yang diunggahnya dalam status media sosial pada tanggal 22 Mei 2017 lalu. Status tersebut mengundang perhatian dan kecaman dari ormas Islam yang ada di Solok.

Padahal, beberapa waktu yang lalu, kasus ini sudah berakhir damai dengan permintaan maaf dokter Fiera disertai pernyataan minta maaf di atas materai 6.000 yang ditandatangani di Polres Solok.

Aksi damai ini juga diikuti Himpunan mahasiswa islam (HMI), Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Rusli Khatib sulaiman, Bundo Kanduang, Komite Nasional Persatuan Indonesia (KNPI), ketua DPRD kota Solok Yutris Chan. (*)