Rastra Tidak Laik Karena Lama di Gudang

id Benhur Ngkaimi, Bulog, Rastra

Rastra Tidak Laik Karena Lama di Gudang

Kepala Bulog Divre Sumbar Benhur Ngkaimi. (ANTARA SUMBAR/Miko Elfisha)

Padang, (Antara Sumbar) - Temuan beras masyarakat prasejahtera (rastra) yang tidak laik konsumsi pada beberapa daerah di Sumatera Barat (Sumbar) akibat stok terlalu lama disimpan di gudang hingga terjadi penurunan kualitas.

"Rencananya stok rastra itu disalurkan Januari 2017, ternyata tertunda sampai Juni 2017 hingga penyimpanan sudah lebih dari enam bulan," kata Kepala Bulog Sumbar, Benhur Ngkaimi di Padang, Rabu.

Ia menambahkan idealnya beras yang disimpan di gudang itu paling lama tiga bulan, itupun dengan perawatan rutin.

Jika lebih dari waktu itu, kualitas beras akan menurun dan perawatan makin sulit, bahkan untuk beras yang penurunan kualitasnya sangat cepat harus dilakukan proses sortir.

"Kejadian di Pesisir Selatan, beras yang dilihat masih berada dalam gudang Bulog. Beras itu bekas sortiran yang memang tidak akan didistribusikan lagi," sebutnya.

Sementara untuk Pasaman dan Dharmasraya ia mengakui ada rastra yang tidak laik sampai pada masyarakat, tetapi tidak banyak jumlahnya.

"Sekitar delapan karung. Dari ribuan ton beras yang disimpan dan dirawat, jumlah itu relatif kecil. Bulog juga punya mekanisme penggantian untuk itu," lanjutnya.

Asal dilaporkan, Bulog akan mengganti beras tersebut 100 persen dalam waktu satu kali 24 jam.

Ke depan, menurut Benhur Bulog mengupayakan penyimpanan rastra tidak lebih dari tiga bulan.

Ia meminta daerah juga kooperatif dengan mengajukan Surat Permintaan Alokasi (SPA) tepat waktu agar rastra bisa disalurkan secepatnya dan tidak menumpuk di gudang Bulog.

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Provinsi Sumbar, Heri Nofiardi mengatakan sebelumnya pihaknya menerima laporan terkait adanya rastra tidak laik konsumsi pada sejumlah daerah.

"Kamis sudah konfirmasi pada Bulog," ujarnya.

Ia mengemukakan Bulog mengganti rastra tersebut dengan beras baru. (*)