Menteri PUPR: Bekasi "Pilot Project" Aspal Plastik

id Basuki Hadimuljono

Menteri PUPR: Bekasi "Pilot Project" Aspal Plastik

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Kota Bekasi akan menjadi proyek percobaan (pilot project) pengembangan sampah plastik menjadi jalan pada tahun ini.

"Tahun ini Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR sudah punya programnya di Bekasi," kata Basuki yang ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Jumat.

Basuki menuturkan program tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi produksi sampah plastik di Indonesia. Terlebih, Indonesia diklaim sebagai negara kedua terbesar dunia yang menghasilkan sampah plastik yang mengalir ke laut.

Dengan mencemari lautan, sampah plastik kemudian dimakan ikan dan membahayakan kehidupan manusia yang memakan ikan laut.

Basuki mengatakan sampah plastik berupa kantong plastik yang jarang dipakailah yang akan dicoba untuk menjadi bahan campuran aspal untuk membangun jalan.

"Kalau plastik botol kan banyak 'demand' (permintaan) tinggi. Kalau kantong plastik itu ditinggal, 'demand' sangat kecil. Nah ini akan kita coba sebagai bahan campuran aspal untuk bangun jalan," ucapnya.

Basuki mengatakan campuran aspal untuk jalan sudah diimplementasikan di Inggris dan India. Ketahanannya pun cukup baik.

"Di India sudah mulai dilaksanakan dan kualitasnya bagus. Kita akan coba, nanti Balitbang bisa monitor kualitasnya," ujarnya.

Ia menuturkan, biaya yang diperlukan untuk membiayai proyek tersebut diperkirakan mencapai sekitar Rp1 miliar per 1 kilometer dengan campuran plastik maksimal 10 persen.

"Kalau menggunakan campuran karet, biayanya lebih besar sedikit. Proyeknya menggunakan anggaran tahun 2017," imbuhnya.

Kemenko Kemaritiman sendiri juga akan melakukan "pilot project" jalan aspal plastik di Bali, tahun ini, dengan mengimplementasi teknologi yang digunakan India.

"Kalau sekarang kan dibikin di Udayana, Bali. Tapi Pak Menko (Luhut) minta agar dilakukan di daerah ramai. Kalau Udayana kan universitas. Kita ingin di tempat ramai juga untuk mengampanyekan sampah plastik agar orang tahu," tukasnya. (*)