Kegigihan "Single Parent" Mendidik Buah Hati

id single parent

 Kegigihan  "Single Parent" Mendidik Buah Hati

Sisca dengan putra bungsunya Furqon.

Padang, (Antara Sumbar) - Hujan rintik-rintik mulai turun membasahi bumi Kota Padang, pada Selasa 25 April 2017. Tepat pukul 13.15 WIB para pelajar Sekolah Dasar (SD) di ibukota Provinsi Sumatera Barat itu mulai pulang.

Sisca O.S, perempuan 37 tahun memacu kendaraan roda dua jenis dari tempat kerja menuju sekolah putra bungsunya.

Berselang sejam kemudian perempuan berhijab itu tiba lagi ditempat kerjanya, tapi sudah dilengkapi dengan mantel hujan meski intensitas curah hujan tergolong sedang saat itu.

"Saya baru jemput anak yang masih duduk di kelas I SD Nurul Qur'an di Nanggalo, Kota Padang. Meski hujan langsung diantarkan pulang ke rumah di Jalan Andalas Padang," kata dia.

Putra bungsunya bernama M. Furqon Hakim ditinggal di rumah bersama abangnya M. Shiddiq.P, karena sudah pulang juga dari sekolah. Putra pertamanya sudah kelas VII SMP Negeri 31 Padang.

Tidak terlihat dari raut wajah perempuan yang aktif berorganisasi itu rasa khawatir meninggalkan dua buah hatinya di rumah. Baik bertengkar atau berkelahi antar mereka berdua, dan diganggu anak-anak sebaya di lingkungan tempat tinggal.

"Mereka sudah biasa dan telah diberi pengertian. Kedua anak saya diajarkan kedisiplinan dan tanggung jawab. Insya Allah aman bersama teman-teman mainnya," katanya.

Meski mereka masih kecil tetapi selalu diajari disiplin dengan mencontohkan dari diri sendiri sebagai ibu dihadapan anak-anak. "Ada saat bertindak tegas, ya tetap dilakukan. Tapi selalu diiringi dengan memberi pengertian kepada mereka tujuan dan maksud ketegasan tersebut," ujarnya.

Sedangkan yang berkaitan dengan tanggung jawab, menyusun sepatu di rak yang sudah disiapkan setiap pulang sekolah atau berpergian. Hal itu, sudah dilakukan termasuk oleh anak bungsung yang baru berumur 6 tahun diperlakukan sama menyusun dan merapikan rak sepatu.

"Tujuan diberi beban tanggung jawab masing-masing agar punya kepedulian di rumah. Ajarkan kejujuran, dengan mencontohkan langsung. Ucapan yang benar, sehingga menjadi tauladan bagi mereka," ujarnya.

Menjadi contoh tauladan bagi anak dalam banyak pengaruh teknologi informasi dan lingkungan saat sekarang, tentulah bukan persoalan mudah. Apalagi, sebagai seorang yang menyandang status single parent atau berperan ganda sebagai ibu dan sekaligus ayah.

Menyinggung soal meyakinkan dua putranya terhadap kehadiran peran sang ayah, ia mengatakan dua buah hatinya cukup memahami sehingga tak perlu diyakinkan.

Bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada protes dari mereka. Sebab, apa yang dijalankannya bersama anak-anaknya tetap merasakan kehadiran sang ayah.

"Mereka tahu siapa dan gimana sifat uminya. Mereka lihat bagaimana uminya bertanggung jawab terhadap mereka," tutur perempuan yang selalu memakai gamis itu.

Single parent adalah keniscayaan, tentu saja tidak ada yang menghendaki kondisi tersebut terjadi. Namun karena realitas yang terjadi dan dialami dalam kehidupan maka tidak ada jalan lain kecuali harus dihadapi.

Hampir lima tahun terakhir atau mulai menjadi single parent akhir 2012 sudah dijalani mengayomi kehidupan bersama dua orang buah hatinya. Alhamudillah, anak-anaknya tetap tumbuh seperti anak yang lainnya dan tidak cengeng atau tipe pembandel.

Menurut alumnus sastra inggris di salah satu perguruan tinggi di ibukota Provinsi Sumbar itu, memadukan dua peran dalam satu tujuan tentu memerlukan kemampuan dan keterampilan serta kesabaran yang utama.

Ia bersyukur sudah membekali diri sejak dini untuk selalu tegar dan siap dalam menghadapi berbagai keadaan. Juga, ia selalu dan terus belajar berbagai pengatahuan baik dalam konteksnya secara teori maupun praktis lapangan.

Perempuan pemdamping kelompok usaha kecil itu, ternyata tak hanya ganda dalam menjalankan perannya dalam rumah tangga. Akan tetapi juga dalam aktivitas kesehariannya, karena tetap aktif menulis di salah satu media. Menjalankan usaha mandiri secara ofline dan online, dan tak jarang pula menghadapi kendala.

"Ya namanya usaha tentu tidak selalu mulus mulus saja, yang penting ketika ada kendala selalu dihadapi dengan sabar dan mencari solusi," tuturnya.

Ia juga pengurus organisasi dan mendampingi kaum perempuan khususnya yang pelaku usaha kecil yang tergabung dalam unik koperasi binaan. Namun, ditengah kesibukan yang dijalaninya tetap waktu untuk anak-anak tidak diabaikan.

Pedomani Nilai Agama

Mewujudkan keteladanan oleh orang tua terhadap anak-anak bukan suatu hal yang sulit, tetapi bukan tidak bisa, yang terpenting kuncinya selama mau belajar. Sisca bersyukur sejak usia kecil, remaja hingga kini sudah dan selalu mempelajari nilai Islam yang banyak mencontohkan dalam bagaimana mendidik anak.

"Makanya dua putra saya selalu ditanamkan cinta sama Al Quran dan Sunnah. Memperdengarkan kajian-kajian ustadz. Ajak ke tempat-tempat mengaji, majelis ilmu. Ajarkan dia suka mencari ilmu. Begitu juga ajarkan dia cinta buku dengan membawa ke toko buku," kata dia.

Selain melalui pendidikan formal untuk mendalami ilmu agama, juga memanfaatkan kemajuan teknlogi informasi karena dengan gedjet sekarang sangat banyak pelajaran agama yang dapat diperlihatkan dan diperdengarkan ke anak-anak.

Ia mengatakan, metode yang dilakukan salah satunya membuka aplikasi Youtube mendengarkan Kajian ustadz Khalid Basalamah, dan lainnya yang kajian berdoman pada Al Quran dan Sunnah dalam kajiannya.

Selama anak di usia dini dipandu dengan cara yang benar menggunakan gawai tentu akan terhindar dari hal-hal yang dikhawatirkan terhadap sisi negatif kemajuan teknologi tersebut.

Jika, kalau dalam kemajuan aplikasi pada gawai dibiarkan memainkan sendiri tanpa ada panduan, tentu potensi terpengaruh dengan hal-hal yang negatif akan terbuka.

Justru itu, kata dia, anak-anaknya selalu diajak diskusi terhadap kesukaannya sehingga punya kesempatan memberikan masukan yang dapat diterima logika mereka. Dengan sering dialog bersama anak-anak mereka merasa mendapat teman dan meransang jiwa kritisnya.

Terkait keinginan membangun rumah tangga lagi ke depan, ia menjawab "Kita lihat saja, jika ada jodoh dan mengerti serta peduli terhadap anak-anaknya, ya dijalani. Apakah waktu dekat atau lembatnya diserahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.

Sisca membuktikan menjadi orang tua tunggal tidak membuat kedua anaknya kehilangan kasih sayang. Dengan kegigihannya ia memaksimalkan peran sebagai seorang ayah sekaligus ibu bagi dua buah hatinya.