Pengusulan Geopark Solok Selatan Kuncinya Gunung Kerinci

id muzni zakaria

Pengusulan Geopark Solok Selatan Kuncinya Gunung Kerinci

Muzni Zakaria. (Antara)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Ahli goa yang meneliti Goa Batu Kapal di Solok Selatan, Cahyo Alkantana mengatakan untuk pengusulan geopark ke nasional harus menonjolkan Gunung Kerinci sebagai kekuatannya karena menjadi gunung api aktif tertinggi di Asia Tenggara.

"Kata kuncinya harus Gunung Kerinci sedangkan Goa Batu Kapal menjadi bagian di dalamnya bersama alam, sungai serta adat dan budayanya," kata dia saat presentase di ruang kerja Bupati Solok Selatan, di Padang Aro, Selasa.

Dia mengatakan, untuk menjadikan geopark nasional ada dua kementerian yang harus digandeng yaitu ESDM dan Pariwisata.

Pada Kementerian Pariwisata kata dia, anggarannya sudah tersedia sedangkan penelitian geologisnya berada pada Kementerian ESDM.

Akan tetapi kata dia, usulan geopark sudah menumpuk di Kementerian Pariwisata karena semua yang bisa dijadikan geopark sudah diusulkan.

Oleh sebab itu kata dia, jika Solok Selatan ingin mengusulkan geopark harus memiliki kelebihan dari yang lainnya dan itu ada pada Gunung Kerinci.

Menurut dia, di Solok Selatan semua unsur untuk diusulkan geopark nasional sudah terpenuhi hanya saja bagaimana mencari daya tariknya.

"Kita harus menemukan dulu kekuatannya sehingga menjadi daya tarik dan layak dijadikan geopark," ujarnya.

Dia menyebutkan, dengan dijadikan suatu wilayah akan memberi banyak keuntungan seperti kunjungan wisatawan serta pembangunan.

Sebagai contoh kata dia, goa cahaya surga di Gunung Sewu Jogjakarta dikunjungi 1.500 orang asing setiap bulannya.

"Goa Batu Kapal jauh lebih bagus dari itu, oleh sebab itu kita harus memikirkan kekuatannya dulu sebelum diusulkan," ujarnya.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria menyatakan, kesiapannya dalam mendukung semua bentuk pengembangan pariwisata.

"Kita siap mengalokasikan anggaran untuk mendukung kemajuan pariwisata serta penelitian yang akan dilakukan," ujarnya.

Dia mengatakan, dalam pengembangan pariwisata tidak perlu banyak yang penting harus ada yang jadi. (*)