Pertamina Gelar Diskusi Pengembangan Teknologi Hulu

id Pertamina

Pertamina Gelar Diskusi Pengembangan Teknologi Hulu

Logo Pertamina.

Jakarta, (Antara Sumbar) - PT Pertamina (Persero) menyelenggarakan forum diskusi ilmiah yang membahas pengembangan teknologi hulu minyak dan gas yang dapat diimplimentasikan.

"Diskusi forum tersebut perlu sebagai sarana sosialisasi kebijakan dan rencana implementasi aspirasi hulu Pertamina 2030, di antaranya meningkatkan Produksi Migas menuju 2.045 MBOE dan Geothermal Road to 2.300 MW," kata Direktur utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, angka cadangan P1 sampai tahun 2016 sebesar 2.7 BBOE. Pada awal tahun 2017 kegiatan eksplorasi Pertamina Hulu berhasil menemukan cadangan baru dari sumur Parang-1 (PHE Nunukan) sebesar 126 MMBOE (2C), dan Haur Gheulis dari Sumur Haur Gede-1 dengan estimasi cadangan 14 MMBO (2C).

"Forum semacam ini akan mempercepat peningkatan kemampuan dalam penerapan teknologi yang efektif dan efisien, baik dalam bisnis Migas maupun energi alternatif lainnya," ujar Massa Manik.

Menurut Massa Manik, perlu membangun sinergi dan kolaborasi antara anak usaha di Direktorat Hulu, yang terdiri dari 8 APH, dan didukung oleh Direktorat Pemasaran, Direktorat Pengolahan, HSSE, Universitas Pertamina serta perusahaan - perusahaan kelas dunia dalam bidang teknologi yang menjadikan FSTH sebagai muara dari seluruh aktivitas kegiatan eksplorasi dan produksi migas.

Mendukung hal tersebut, Direktur Hulu Syamsu Alam menjelaskan, selain eksplorasi yang terbukti menghasilkan hidrokarbon pada 2017 masih akan dibor sebanyak 7 sumur oleh PHE yaitu KKX-1 (ONWJ), N-7 (WMO), Kumis-2 (Siak), Kotalama-3 (Siak), Karunia-1 (Abar), SE Sembakung-1 (Simenggaris), dan NEB Ext-1 (Jabung) dengan total perolehan 59 MMBOE (2C) dan PEP masih akan bor 6 sumur eksplorasi dan diperkirakan 4 sumur selesai dengan estimasi 80 MMBOE (2C).

Beberapa kegiatan eksplorasi telah ditindaklanjuti menjadi POD seperti di Badik dan West Badik (PHE Nunukan), PHE Randugunting juga sudah beralih dari Eksplorasi ke Development.

Realisasi Produksi Migas dari 2014 sampai 2016 meningkat, di mana pada tahun 2014 produksi migas sebesar 549 KBOEPD meningkat 11 persen menjadi 607 KBOEPD. Di tahun 2016, produksi kembali meningkat 7 persen menjadi 650 KBOEPD.

Sementara realisasi produksi migas pada semester pertama 2017 sebesar 692 KBOEPD naik lebih 8 persen bila dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Tahun ini produksi melebihi target RKAP sebesar 685 KBOEPD. Ini menunjukkan, Pertamina berkomitmen memenuhi target produksi migas nasional," kata Syamsu Alam.

Sedangkan untuk realisasi kapasitas terpasang Geothermal, lanjut Syamsu Alam dari 2014 sampai 2016 meningkat 15 persen, dimana pada 2014 sebesar 402 MW menjadi 437 MW pada 2015 dan di 2016, meningkat menjadi 532 MW. Realisasi kapasitas terpasang Geothermal pada 2017 sebesar 587 MW masih lebih rendah dari RKAP 2017 yang sebesar 617 MW. (*)