Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat menggelar sosialisasi "Save Maninjau" kepada warga, pemilik keramba jaring apung dan tokoh masyarakat di Tanjungraya, dalam upaya menyelamatkan danau itu dari pencemaran.
Kepala Satpol PP-Damkar Agam, Dandi Pribadi di Lubukbasung, Rabu mengatakan sosialisasi tersebut diadakan di sembilan nagari atau desa adat di Kecamatan Tanjungraya dan kegiatan itu khusus diadakan di Kecamatan Tanjungraya.
"Saat ini kita telah mengadakan sosialisasi di tujuh nagari semenjak Mei 2017. Pada minggu ini, kami akan mengadakan sosialisasi di dua nagari lagi," katanya saat sosialisasi program Save Maninjau di Nagari Koto Gadang Anam Koto.
Jumlah peserta yang mengikuti sosialisasi program Save Maninjau itu sebanyak 65 orang per nagari. Peserta tersebut berasal dari masyarakat, pemilik keramba jaring apung dan tokoh masyarakat.
Sementara narasumber pada kegiatan itu berasal dari Satpol PP-Damkar, Dinas Lingkungan Hidup dan Unit Pelaksana Teknis Loka Ahli Teknologi Penyehatan Danau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agam.
Ia menambahkan sosialisasi ini dilakukan untuk menyamakan persepsi masyarakat dalam mengatasi pencemaran Danau Maninjau, karena danau tersebut dalam kondisi tercemar berat akibat sisa pakan ikan terlalu banyak di dasar danau itu.
Setelah sosialisasi ini dilakukan, maka ke depan pemerintah secara bertahap akan mengurangi jumlah keramba jaring apung dari 17.286 unit menjadi 6.000 unit.
"Apabila ini tidak dilakukan maka pencemaran danau akan bertambah dan Danau Maninjau menjadi mati. Untuk itu, kita bersama-sama mengatasi pencemaran danau sehingga bisa diwariskan ke generasi penerus," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agam, Yulnasri menambahkan, pakan ikan keramba jaring apung merupakan penyumbang terbanyak pencemaran danau sekitar 1.267.875 kilogram atau 95,34 persen.
Sisanya, sebutnya akibat limbah rumah tangga sebanyak 61.728,38 kilogram atau 4,64 persen, limbah ternak 1.437,63 kilogram atau 0,01 persen, limbah pertanian 286,07 kilogram atau 0,002 persen dan erosi hutan 106,4 kilogram atau 0,001 persen.
"Pencemaran ini akibat pembudidaya ikan terlalu banyak memasukan pakan ikan dengan tujuan agar cepat besar. Kita akan menyedot sisa pakan tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Loka Ahli Teknologi Penyehatan Danau LIPI Agam, Jojo Sudarso mengatakan dengan banyaknya sedimen pakan ikan di dasar danau, maka oksigen berkurang dan oksigen hanya ditemukan pada kedalaman lima meter.
Dengan kondisi ini, ikan keramba jaring apung, ikan asli danau dan biota lainnya menjadi mati apabila angin kencang.
"Saat ini kita hanya menemukan 14 jenis ikan asli danau dan 34 jenis sudah mengalami kepunahan," katanya.
Untuk itu, pencemaran ini harus diatasi sehingga ikan asli danau tetap lestari atau ada.
"Kita telah membudidaya ikan bada, rinuak, asang dan gupareh. Ikan ini akan tebar dalam waktu dekat ke danau," katanya. (*)
Berita Terkait
Nagari Maninjau Agam gelar festival rakik-rakik meriahkan Idul Fitri
Kamis, 11 April 2024 16:05 Wib
Warga Duo Koto Agam ditemukan meninggal dunia di Danau Maninjau
Selasa, 13 Februari 2024 13:01 Wib
Produksi ikan di Agam capai 30.660,68 ton selama 2023
Jumat, 9 Februari 2024 10:28 Wib
Pakar sarankan pemanfaatan sumber daya alam Sumbar tiru Jepang
Senin, 22 Januari 2024 15:13 Wib
Resor Maninjau BKSDA tangani 12 konflik satwa selama 2023
Selasa, 2 Januari 2024 17:08 Wib
Penggunaan keramba jaring apung Danau Maninjau
Jumat, 29 Desember 2023 16:05 Wib
Pemkab Agam tingkatkan gotong royong bersihkan Danau Maninjau
Rabu, 8 November 2023 18:07 Wib
13 individu bunga rafflesia gagal mekar sempurna di kawasan Danau Maninjau
Selasa, 31 Oktober 2023 17:34 Wib