Bisa Diekspor, Petani Solok Selatan Diajak Memproduksi Gula Semut

id Aren, Gula Semut, Solok Selatan

Bisa Diekspor, Petani Solok Selatan Diajak Memproduksi Gula Semut

Petani menyadap nila guna diolah menjadi gula aren. (ANTARA SUMBAR/Ist)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Wakil Bupati Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), Abdul Rahman mendorong masyarakat setempat untuk membudidayakan pohon aren karena bernilai ekonomi dan bisa meningkatkan pendapatan mereka.

"Pohon aren banyak dan tumbuh liar di Solok Selatan tetapi belum termanfaatkan dengan baik. Kami dorong masyarakat untuk membudidayakannya minimal memanfaatkan yang sudah ada guna meningkatkan perekonomian," kata Abdul Rahman di Padang Aro, Senin.

Menurutnya pohon aren yang tumbuh liar selama ini belum kelola dengan baik agar memiliki nilai jual, walaupun ada airnya hanya untuk pembuatan tuak (jenis minunan keras).

Padahal, terangnya air pohon aren (nira) bisa menghasilkan gula semut yang saat ini diminati hingga ke mancanegara.

"Gula semut ini memiliki bahan baku air aren dengan pengolahan yang sederhana. Petani bisa melakukannya di rumah tanpa butuh tempat dan peralatan khusus," ujarnya.

Sedangkan pemasarannya, sebutnya sudah ada UMKM di Solok Selatan yang bergerak di bidang pembuatan gula semut siap menampung hasil gula aren masyarakat.

Ia mengatakan, biaya untuk pengolahan pohon aren ini juga tidak besar sehingga bisa dilakukan setiap petani asalkan punya kemauan.

Selain itu, sebutnya petani juga tidak mengeluarkan biaya perawatan pohon aren seperti pembelian pupuk dan pestisida lainnya.

Ketua Minang Palm Sugar yang menampung gula aren Solok Selatan, Efendi Muharam menyebutkan gula aren yang dibeli dari masyarakat nanti diolah lagi menjadi gula semut sebelum dipasarkan.

"Peminat gula ini bukan hanya dari Indonesia tetapi negara maju seperti Malaysia, Singapura dan Inggris," ujarnya.

Ia menjelaskan berdasarkan penelitian gula aren ini bebas kolesterol sehingga banyak diminati.

Selain itu untuk diletakkan dalam waktu lama, gula ini tidak membutuhkan pengawet.

Salah seorang penyadap air nira Zukifli (50) mengatakan sebatang pohon aren bisa menghasilkan 20 liter air nira dan setelah diolah mendapatkan lima kilogram gula aren.

"Sekarang saya mengelola enam batang pohon aren dan setiap batangnya sudah bisa menghasilkan 40 liter air nira," ujar dia.

Sedangkan nilai jual dari petani kepada pengepul berkisar Rp20 ribu per kilogram. (*)