Wartawan Solok Selatan Kunjungi Redaksi Republika

id solok selatan

Wartawan Solok Selatan Kunjungi Redaksi Republika

Redaktur Republika Online Maman (kanan) memaparkan bagaimana mekanisme pemberitaan secara online dan peluang terbitnya pada bagian Humas Solok Selatan dan wartawan Solok Selatan di Jakarta, Rabu. (ANTARA SUMBAR/Erik Ifansya Akbar)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Sebanyak 18 wartawan yang bertugas di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barart, didampingi Bagian Humas daerah setempat mengunjungi Redaksi Harian Republika di Jakarta, untuk menambah wawasan dan tukar pikiran terkait jurnalistik.

"Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka silaturahim sekaligus menambah wawasan para wartawan di Solok Selatan terkait perkembangan jurnalistik," kata Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdakab Solok Selatan, Yul Amri, di Jakarta, Rabu.

Kunjungan wartawan media cetak dan elektronik serta Bagian Humas Solok Selatan ini disambut Redaktur Pelaksana Harian Republika Subroto, Redaktur Online Maman, Redaktur Koran Afis dan beberapa redaktur media cetak nasional tersebut.

Dia mengatakan, saat ini Solok Selatan sedang fokus pada pengembangan pariwisata dan untuk promosi perlu peran media.

"Walaupun objeknya bagus tanpa promosi tidak akan jadi apa-apa sehingga perlu kerja sama media," kata dia.

Ia mengatakan kunjungan ke Harian Republika karena merupakan salah satu koran nasional terbesar di Indonesia, sehingga perlu sharing informasi agar pariwisata Solok Selatan bisa dipromosikan.

Ia juga mengharapkan Redaksi Republika dapat datang dan meliput kegiatan dan potensi Kabupaten Solok Selatan untuk diekpos di surat kabar tersebut seperti kawasan Seribu Rumah Gadang yang saat ini masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) kategori perkampungan terpopuler.

Sementara itu, Redpel Harian Republika Subroto menyampaikan apresiasi atas kedatangan wartawan dan bagian Humas Solok Selatan tersebut.

Dia mengatakan, banyak daerah mempunyai potensi besar tetapi belum terekspos dengan baik.

Sebagai contoh kata dia, Nusa Tenggara Barat yang dahulu tidak dikenal tetapi sekarang sudah diakui.

"Sekarang kita juga sedang melirik Sumbar untuk dikembangkan termasuk pariwisatanya," kata dia.

Ia menyebutkan, dari sisi kekayaan wisata Sumbar lebih lengkap dari NTB.

Selain itu juga aksesnya Sumbar juga lebih bagus tapi kenapa pariwisatanya masih tertinggal.

"Terkadang memang kendalanya kurang promosi sehingga kurang terekspose," ujarnya.

Sebetulnya Republika punya rubrik khusus untuk Pariwisata sehingga bisa dioptimalkan.

Awalnya Republika hanya koran didirikan 1993 dan sekarang berkembang pada media online dan ada juga digitalnya hingga penerbitan buku. (*)