Wapres Minta Teknologi Kebutuhan Dasar Dikuasai

id Jusuf Kalla

Wapres Minta Teknologi Kebutuhan Dasar Dikuasai

Wakil Presiden Jusuf Kalla. ( Antara)

Makassar, (Antara Sumbar) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla minta para peneliti dan pengembang untuk menguasai teknologi-teknologi sederhana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari.

"Setiap tahun penduduk Indonesia bertambah 3,5 juta orang, atau tumbuh sekitar 1,4 persen. Artinya kita butuh beras lebih banyak, gula lebih banyak dan garam lebih banyak. Di lain pihak lahan semakin berkurang karena masyarakat butuh rumah lebih banyak," kata Wapres pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Makassar, Kamis.

Ia mengatakan solusi untuk memenuhi kebutuhan dasar ini hanya teknologi. "Tidak mungkin kita perluas lahan karena hutan bisa habis. Kalau hutan habis ya habis air kita".

Keluhan dari Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), menurut Wapres, memang soal kurangnya dana penelitian. "Tapi berapa sih dana yang dibutuhkan untuk riset padi, garam, gula? Tidak banyak lah. Tapi kalau untuk nuklir memang mahal".

Namun, Wapres mengatakan saat ini yang dibutuhkan adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, dan risetnya tidak butuh biaya besar namun perlu fokus dengan baik.

"Bill Gate bisa ciptakan teknologi hanya dari kamarnya saja. Memang pengembangan selanjutnya yang butuh uang besar, tapi untuk riset dasarnya cuma butuh orang berilmu yang bersemangat," ujar Kalla.

Ia meminta semua kapasitas lembaga penelitian dan pengembangan difokuskan untuk pengembangan teknologi pemenuhan kebutuhan dasar. Tanpa itu Indonesia akan selalu tertinggal karena hanya mengandalkan impor dan mengandalkan negara lain.

"Tidak ada negara ribut soal garam, gula, beras. Itu hanya di Indoensia. Para insinyur harus bangkit hilangkan rasa malu kita," ujar Wapres.

Sementara itu, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan ada pekerjaan rumah untuk membangun sinergi dan koordinasi untuk menyamakan persepsi bahwa inovasi Indonesia memang bermanfaat.

Dalam persaingan global, Puan mengatakan perlu penguasahan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) untuk mampu bersaing dengan negara lain. Sedangkan peluang Iptek kelautan dan perikanan masih besar untuk bisa digunakan masyarakat desa, contohnya teknologi pembuatan garam, pembibitan dan pengolahan ikan.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 sebagai wujud apresiasi anak bangsa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

"Ini wujud apresiasi keberhasilan anak bangsa di bidang iptek dengan lahirnya produk-produk inovasi untuk kesejahteraan masyarakat," kata Nasir.

Hakteknas ke-22 mengambil tema Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan. Tema ini, menurut Nasir, diangkat sejalan dengan misi pembangunan jangan panjang nasional yang ingin mewujudkan negara maritim berbasis teknologi maritim sesuai cita-cita Poros Maritim.

Peringatan kali menjadi istimewa karena sejak 1995, ini pertama kali Hakteknas dilaksanakan diluar Pulau Jawa. Pemilihan Makassar sebagai tuan rumah karena Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki garis pantai terpanjang di Indonesia, lokasi dengan pelayaran terpadat di wilayah timur Indonesia serta memiliki dinamika pesisir yang tinggi.

Sejumlah hasil riset diperagakan dan ditampilkan dihadapan Wakil Presiden, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Presiden ke-3 BJ Habibie seperti Panser Anoa Amfibi, kapal nelayan plat datar, radar cuaca, stem cell, pesawat udara nirawak (PUNA) BPPT, simulasi pesawat N-219 pada puncak peringatan Hakteknas ke-22 yang dilaksankan di Center Point of Indonesia, Makassar. (*)