BBM Satu Harga Sudah 22 Titik di Indonesia

id Ignasius Jonan

BBM Satu Harga Sudah 22 Titik di Indonesia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menjelaskan program bahan bakar minyak (BBM) satu harga hingga pertengahan bulan Agustus 2017 sudah mencapai 22 titik di seluruh Indonesia.

Jonan menjelaskan BBM satu harga merupakan komitmen yang sudah pasti.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, Presiden sudah memerintahkan Menteri ESDM untuk membuat Peraturan Menteri BBM satu harga pada RON 88 (premium) dan solar 48.

Data dari Kementerian ESDM menyebutkan hingga 14 Agustus 2017 tercatat BBM satu harga sudah berhasil menjangkau 22 titik di seluruh wilayah Indonesia.

Laporan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) dan Pertamina menyebutkan ada penambahan satu titik lembaga penyalur baru sehingga jumlah (BBM Satu Harga) saat ini menjadi 22 titik. Rincian 22 titik tersebut menyasar ke Provinsi Papua sebanyak delapan titik (Kabupaten Puncak, Duga, Yalimo, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Tolikara, Intan Jaya, Paniai), Provinsi Papua Barat sebanyak dua titik (Kabupaten Pegunungan Arafak, Sorong Selatan) serta satu titik di Provinsi Maluku Utara (Kabupaten Morotai).

Sisanya, yakni 11 titik menyebar ke Kalimantan Utara (Kabupaten Nunukan), Sumatera Utara (Kabupaten Nias Selatan), Sumatera Barat (Kabupaten Kepulauan Mentawai), Jawa Tengah (Kabupaten Jepara), Jawa Timur (Sumenep), Nusa Tenggara Barat (Sumbawa), Nusa Tenggara Timur (Sumba Timur), Sulawesi Tenggara (Wakatobi), Kalimantan Timur (Kabupaten Mahakam Hulu), Kalimantan Barat (Kabupaten Bengkayang), dan Sulawesi Utara (Kabupaten Kepulauan Talaud).

Daerah-daerah tersebut merupakan daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) yang menjadi konsen Pemerintah. Pada berbagai kesempatan Jonan mengakui kemapanan insfrastruktur merupakan tantangan tersendiri dalam merealisasikan program BBM Satu Harga di daerah 3T tersebut.

"Kendalanya itu adalah salah satunya infrastruktur. Ada yang disalurkan melalui pesawat udara. Yang kedua itu adalah kerja sama masing-masing pemangku kepentingan di masing-masing daerah supaya membuat BBM itu harganya sama," jelasnya.

Sesuai peta jalan BBM satu harga, pemerintah menargetkan pengoperasian 150 lembaga penyalur hingga 2019, masing-masing 54 titik pada 2017, 50 titik pada 2018, dan 46 titik pada 2019.

BBM satu harga diharapkan mampu mendorong perekonomian masyarakat setempat karena selama ini BBM dibeli dari pengecer antara Rp8.000 hingga Rp100.000 per liter menjadi hanya Rp6.450 per liter untuk premium dan Rp5.150 per liter untuk solar. (*)