Dorong Perkembangnya Industri batik, Pemkab Dharmasraya Membina Perajin

id Batik

Dorong Perkembangnya Industri batik, Pemkab Dharmasraya Membina Perajin

Seorang pekerja menjemur kain batik tanah liat. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Pulau Punjung, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, pada 2017 membina 70 pengrajin batik melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan membatik yang diselenggarakan pada 25 Juli sampai 15 Agustus 2017.

"Kami berharap setelah kegiatan ini lahir pengrajin-pengrajin batik yang memiliki keterampilan bagus guna mendorong perkembangan industri batik di Dharmasraya," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Dharmasraya, Zubrizal melalui Kepala Bidang Industri, Elsy Oktavia di Pulau Punjung, Rabu.

Ia menyebutkan diklat tersebut terlaksana berkat kerja sama Balai Diklat Industri (BDI) Sumbar, dan berlangsung selama 20 hari di Sentra IKM Logam Nagari (Desa Adat) Gunung Medan Kecamatan Sitiung.

Ia berharap peserta diklat dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman selama masa diklat dilingkungan masing-masing.

Selain itu, lanjutnya peserta juga dapat melakukan upaya pembinaan di tingkat nagari (desa adat) dengan membentuk kelompok atau komunitas membatik. Sehingga harapan pemerintah untuk menjadikan Kabupaten Dharmasraya sebagai sentra batik dapat terwujud.

"Selama mengikuti diklat peserta juga dibekali sejumlah peralatan membatik, dan gunakanlah ilmu dan peralatan yang diberikan dengan baik," ujarnya.

Menurutnya Kabupaten Dharmasraya memiliki peluang untuk menjadi sentra industri batik karena daerah itu memiliki motif dan corak batik yang khas, yakni Batik Tanah Liek.

"Batik tanah liek hanya di produksi beberapa daerah di Sumbar, seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Tanah Datar, dan Dharmasraya. Kami rasa ciri khas ini dapat di pasarkan dan diterima masyarakat kalau dikelola dengan baik," lanjutnya.

Ia menambakan ciri khas lainnya dari batik tanah liek adalah bahan pewarnaan yang digunakan dari alam.

Sesuai namanya, imbuhnya batik tanah liek menggunakan tanah liat sebagai bahan utama untuk pewarnaan, di samping kulit jengkol, kulit rambutan dan gambir.

"Walaupun pewarnaan alam yang digunakan menghasilkan warna-warna yang cenderung gelap dan buram. Namun, inilah yang menjadikan batik tanah liek menjadi lebih eksklusif," ujarnya. (*)