Pemilik Kapal di Mandeh Keluhkan Keberadaan Calo

id kapal

Pemilik Kapal di Mandeh Keluhkan Keberadaan Calo

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/M Rusman)

Painan, (Antara Sumbar) - Sejumlah pemilik kapal wisata di Kawasan Wisata Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, mengeluhkan keberadaan calo karena dinilai berpotensi membuat wisatawan jera berkunjung ke kawasan itu.

"Selain berimbas pada pendapatan kami, keberadaan calo lambat laun juga akan membuat wisatawan jera karena merasa tidak nyaman," kata Pemilik Kapal Wisata, Suatri (56) di Painan, Sabtu.

Ia menjelaskan para calo biasanya beroperasi di pintu masuk objek wisata dan di Puncak Mandeh dengan menawarkan paket wisata seperti berkunjung ke pulau, menyelam dan lainnya.

Namun, setelah adanya persetujuan tidak jarang wisatawan mendapat pelayanan buruk seperti kondisi kapal kurang ideal dan terkadang juga tidak dilengkapi dengan baju pelampung sehingga berisiko terhadap keamanan dan kenyamanan para wisatawan.

"Tak heran jika sewa kapal yang dibayarkan Rp800 ribu namun yang dinikmati sewa kapal wisata seharga Rp400 ribu," katanya.

Ia mengatakan hal itu terjadi karena wisatawan tidak terlebih dahulu memastikan kondisi kapal dan juga karena calo ingin mendapat untung tinggi.

Namun jika wisatawan bertransaksi langsung dengan pemilik kapal hal itu tidak akan terjadi, selain bisa memastikan kondisi kapal harga sewa juga bisa dinegosiasikan.

"Jika berlarut-larut tanpa adanya campur tangan pemerintah, saya yakin kapal wisata yang ada akan kembali digunakan untuk menangkap ikan karena Kawasan Mandeh tidak lagi diminati," kata Pemilik Kapal Wisata lainnya, Tofit (18).

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pesisir Selatan, Zefnihan menyebutkan pihaknya pada beberapa kesempatan telah mencoba menghentikan praktik calo dengan menggandeng kepolisian dan Satpol PP.

Namun katanya, karena berbagai faktor seperti desakan ekonomi dan jumlah kunjungan wisatawan praktik tersebut tetap berlanjut.

"Pada libur lebaran kemarin permasalahan calo tidak mencuat karena kunjungan wisatawan meningkat namun ketika sepi permasalahan itu kembali muncul, hal tersebut terjadi karena kapal yang tersedia banyak sementara wisatawan sedikit," ujarnya.

Untuk mengantisipasi praktik percaloan pihaknya meminta pemilik kapal membuat komitmen dengan tidak bekerja sama dengan para calo sehingga mereka mau tidak mau akan menghentikan aktivitasnya. (*)