Ratusan Siswa Korban Banjir Butuh Peralatan Sekolah

id sekolah banjir

Ratusan Siswa Korban Banjir Butuh Peralatan Sekolah

PADANG, 8/3 - Siswa melintas di sekolah mereka yang tergenang banjir di SMPN 27 Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Padang, Sumbar, Kamis (8/3). Banjir menggenangi sekolah sementara tidak mengganggu siswa-siswi yang tengah melaksanakan Ujian Akhir Sekolah (UAS) namun mereka harus melepas sepatu dan menyingsingkan celana menghindari banjir. FOTO ANTARA SUMBAR/Iggoy el Fitra/12 ()

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Sebanyak 324 pelajar korban banjir bandang di Pakan Rabaa Tangah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat membutuhkan bantuan peralatan sekolah seperti seragam dan buku.

"Buku pelajaran hanyut dan terendam air dan lumpur termasuk pakaian dan sepatu dan saat ini butuh bantuan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Solok Selatan Rusdi Hermen di Padang Aro, Minggu.

Dia mengatakan pelajar yang terkena dampak langsung berasal dari berbagai jenjang pendidikan mulai tingkat sekolah dasar hingga SMA yang berada pada empat jorong di kawasan itu.

"Sampai Sabtu 16/9 pelajar yang terkena banjir bandang belum ke sekolah karena bergotong-royong membersihkan material sisa banjir," ujarnya.

Sementara itu, pengamat lingkungan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Indang Dewata mengatakan penyebab terjadinya banjir bandang tak terlepas dari dua sebab, yakni akibat praktik penebangan hutan secara ilegal dan pertambangan liar dan pendangkalan aliran sungai.

"Lama-kelamaan akumulasi sedimentasi yang memakan dasar sungai ini dapat membuat sungai meluap terutama pada saat curah hujan yang tinggi, ditambah dengan aktivitas tambang," katanya.

Terlebih lagi, kata Indang semakin habisnya pohon penyanggah dan penggarapan hutan lindung yang berlebihan sebagai objek penyerapan air hujan sudah tidak ada lagi sehingga mempermudah erosi tanah.

"Banjir bandang tinggal menunggu bom waktu yang akan meledak," katanya dan menambahkan daerah di sepanjang aliran sungai siap-siap menunggu menjadi korban.

"Banjir yang terjadi di Solok Selatan banyak kayu-kayu yang bertebaran di sepanjang lokasi kejadian, mulai dari yang kecil hingga yang besar, pohon yang berakar hingga bekas dipotong, semakin memperjelas adanya praktik pembalakan itu," ujarnya.

Dia menambahkan perlu kesadaran masyarakat untuk mencegah hal ini terjadi lagi.

"Tak ada bencana yang tidak menyebabkan kerugian bagi masyarakat, ke depan upaya menjaga lingkungan itu perlu ditingkatkan lagi," katanya. (*)